Lihat ke Halaman Asli

Citizen Journalism

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14267696021495450518

[caption id="attachment_356394" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: google"][/caption]

Di era new media, internet mengalami perkembangan yang pesat. Internet ikut memberikan dampak terhadap munculnya jurnalisme online. Adanya jurnalisme online memberikan kemudahan bagi audiens untuk bisa mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber. Selain itu, jurnalisme online juga memungkinkan audiens untuk saling berinteraksi satu sama lain. Tidak hanya berhenti pada saling berinteraksi, jurnalisme online juga memungkinkan audiens untuk ikut serta membuat dan memproduksi konten yang akan dibacanya. Hal ini akhirnya memunculkan suatu bentuk jurnalisme baru, yaitu citizen journalism atau jurnalisme warga.

Apa itu citizen journalism?

Menurut Shayne Bowman dan Chris Willis, citizen journalism adalah tindakan warga atau sekelompok warga yang aktif berperan dalam proses pengumpulan, pelaporan, menganalisis, dan menyebarkan berita dan informasi. Muncul internet dan teknologi digital, membuat jurnalisme warga ini bisa berkembang di masyarakat. Adanya internet dan teknologi digital, membuat orang bisa memiliki akses terhadap alat-alat produksi dan penyebaran, yang sebelumnya tidak pernah didapatkan. Penggunaan internet dan citizen journalism ini perlahan mulai membuat audiens bisa juga menjadi seorang reporter atau jurnalis. Wood and Smith (2005) mendefinikan netizen (sebutan untuk citizen journalist) sebagai sekelompo warga yang aktif memberikan kontribusi berita seiring dengan perkembangan internet.

Perkembangan citizen journalism

Di negara asal citizen journalism, yaitu Amerika Serikat, citizen journalism berkembang dan diakui oleh masyakarat. Hal ini terlihat karena dalam beberapa kasus, blog milik seorang netizen (sebutan untuk pengguna internet) justru mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan dua belas media konvensional. Misalnya saja www.wonkette.com yang mendapat kunjungan 1 juta hit per hari melebihi audiens media konvensional.

Sebelum citizen journalism ini berkembang, awalnya telah berkembang civic journalism atau jurnalisme publik. Jurnalisme publik ini dikembangkan oleh para wartawan profesional sebagai respon terhadap meningkatnya ketidakpercayaan publik terhadap media. Selain itu juga untuk menyikapi kesinisan publik terhadap politik di Amerika Serikat sekitar tahun 1988. Saat itu, media banyak mendapatkan krtitik dari masyarakat terkait dengan standar dan arogansi media. Melihat kondisi itu, maka muncullah jurnalisme publik yang berpikir tentang fungsi dan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan bagaimana wartawan lebih responsif dengan masalah yang menjadi perhatian masyarakat.

Tidak hanya itu, jurnalisme publik juga mencoba untuk mendefinisi ulang nilai berita, mempertanyakan nilai obyektivitas dan imparsialitas, mendorong keterlibatan wartawan lebih besar sebagai peserta aktif dalam masyarakat, dan menginginkan praktik jurnalisme yang mencerminkan keragaman kultural di masyarakat Amerika. Kemunculan jurnalisme publik juga merupakan reaksi terhadap jurnalisme konvensional yang melupakan kewajibannya untuk mewakili kepentingan pembacanya. Namun, jurnalisme publik ini tidak mampu bertahan lama. Civic journalism ini membuka pintu bagi munculnya citizen journalim, dan dari sinilah muncul citizen journalism dan berkembang hingga saat ini.

Menjadi seorang citizen journalist, bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Semua masyarakat bisa saja menjadi seorang citizen journalist. Hal ini karena ada berbagai fasilitas di internet yang mendukung masyarakat untuk bisa mempublikasikan informasi atau berita yang dimilikinya. Masyarakat bisa mempublikasikan dengan menggunakan blog ataupun wordpress. Tidak hanya itu, masyarakat juga bisa mempublikasikannya dengan menggunakan akun media sosial yang dimilikinya, misalnya twitter, facebook, youtube, dan lain sebagainya.

Indonesia

Di Indonesia, citizen journalism ini berawal dari stasiun radio Elshinta sejak tahun 2000. Sampai saat ini Elshinta sudah mempunyai 100.000 reporter warga. Awalnya mainstream media, seperti TV, media cetak, dan situs online di Indonesia masih terlihat enggan untuk mengadopsi praktik citizen journalism ini karena takut kehilangan kredibilitas, repurtasi, dan problem etika jurnalistik. Namun, akhirnya media online mulai menerapkan citizen journalism ini. Misalnya saja kompas.com yang memiliki dua situs untuk para citizen journalist yaitu Kompasiana dan Koki. Selain itu ada pula Suara Merdeka yang menyediakan beberapa halaman webnya untuk suara warga dengan alamat www.citizennews.suaramerdeka.com.

Tidak hanya di media online, tapi media televisi un juga ikut memberikan ruang bagi citizen journalism. Misalnya dalam program acara Wide Shot di Metro TV yang memberikan kesempatan bagi masyarakat mengirimkan video tentang peliputan yang dilakukannya. Selain itu, di Indonesia juga ada beberapa situs yang memang khusus untuk citizen journalism, misalnya www.kabarindonesia.com, daln lain sebagainya.

Pro vs Kontra

Muncul berbagai pendapat, baik itu pro maupun kontra terkait dengan citizen journalism. Skeptisme terhadap citizen journalism muncul dari para jurnalis profesional yang mempertanyakan profesionalisme warga dalam membuat dan melaporkan sebuah berita. Tidak hanya itu, skeptisme juga mempertanyakan eksistensi dari citizen journalism. Shayne Bowman dan Chris Willis mengatakan bahwa saat ini memang merupakan era citizen journalism, namun apakah media tradisional mau menerimanya? Ia juga mengatakan bahwa media tradisional sepertinya belum mau menerima apalagi mengadopsi prinsip-prinsip dari citizen journalism ini.

Namun, ada juga jurnalis yang memberikan dukungan terhadap adanya citizen journalism ini. Misalnya Richard Sambrook, wartawan BBC’s World yang mengatakan bahwa sudah terjadi pembentukan jaringan informasi di era global yang memungkinkan munculnya interaksi yang tinggi antara BBC dengan audiens. Ia mengamati bahwa para jurnalis BBC harus bisa bekerja sama dengan audiens dengan memberikan kesempatan audiens untuk ikut berkontribusi pada informasi yang ada di BBC. Ada pula pandangan dari Jean K. Min, direktur Ohmynews Internasional yang mengatakan bahwa pembaca bukan lagi konsumen pasif dari reporter-reporter arogan, namun pihak aktif yang membuat dan mengkonsumsi berita yang mereka buat sendiri.

SUMBER:

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/forum/article/download/271/166

http://eprints.undip.ac.id/7226/1/journalism_globalisasi_informasi.pdf

http://journal.ui.ac.id/index.php/humanities/article/viewFile/115/111




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline