Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Montessori Curriculum

Diperbarui: 27 Oktober 2021   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Montessori Curriculum | Evergreen Academy Montessori Preschool - Bothell, WA 

Pernahkah mendengar mengenai Montessori Curriculum? Montessori Curriculum merupakan salah satu pendekatan belajar yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori (1870-1952). 

Jadi, apa itu Montessori Curriculum? Montessori adalah teknik pendidikan yang menitik beratkan mengenai aktivitas mandiri, pembelajaran langsung, dan permainan kolaboratif yang dapat dilakukan oleh anak pada saat mereka mengalami proses belajar. 

Hal menarik dalam pendekatan ini adalah kondisi yang terbentuk di dalam ruang kelas. Ruang kelas Montessori mencakup anak-anak dari berbagai usia yang dibagi menjadi kelompok tiga tahun. Kondisi tersebut dapat mendorong peningkatan kemampuan sosialisasi, rasa hormat, dan persahabatan siswa. 

Hal menarik lainnya adalah di dalam kelas terdapat benda-benda konkrit yang memberikan kesempatan bagi anak untuk dapat menjelajah secara langsung dalam proses belajar tersebut sehingga kapasitas kognitif dasar siswa dapat berkembang. Hal ini akhirnya dapat melatih kemampuan siswa untuk lebih menyadari akan kesalahannya sendiri serta dapat bertanggung jawab atas pembelajarannya pribadi.

Pada pendekatan ini, membuat mengkondisikan siswa sehingga masuk ke dalam suatu permasalahannya sendiri sehingga mereka akan belajar untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut secara pribadi. 

Setiap elemen di kelas Montessori menyajikan komponen perkembangan anak yang berbeda, memungkinkan minat alami anak dicocokkan dengan aktivitas yang tersedia. Anak-anak dapat belajar dengan kecepatan mereka sendiri dan melalui pengalaman mereka sendiri. 

Sehingga pengetahuan dan pengalaman tersebut melekat kuat dalam diri mereka dan menjadi pengetahuan sepanjang hayat. Dalam kelas Montessori, anak memiliki kebebasan untuk memilih apa yang mereka kerjakan, di mana mereka bekerja, dengan siapa mereka bekerja (mandiri atau kelompok), dan lama waktu dalam mengerjakan aktivitas tertentu (Marchall, 2011, p. 1). 

Guru di dalam kelas akan mendampingi dan memfasilitasi setiap aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Guru mengobservasi setiap hal yang dilakukan siswa, dan pada saat siswa membutuhkan bantuan barulah guru akan masuk mendamping siswa. 

Model Kurikulum Montessori berfokus pada lima bidang, masing-masing dengan pusat minatnya sendiri di dalam kelas: a) life skills  (misalnya, self-care); b) kesadaran indrawi (sensory awareness); c) seni bahasa; d) matematika dan geometri; dan e) budaya. Selain itu, ruang kelas Montessori memiliki kelompok usia campuran sehingga anak-anak yang lebih tua dapat bertindak sebagai panutan dan instruktur bagi anak-anak yang lebih muda (Gargiulo & Kilgo, 2020, p. 166).

Pendekatan Montessori memiliki arah pendekatan yang baik, di mana pendekatan ini membuka kesempatan bagi siswa untuk mengalami secara langsung proses belajar tersebut, siswa di kelas juga dapat belajar dari siswa lainnya, berkolaborasi bersama-sama dan melihat perbedaan menjadi suatu alat untuk belajar.

Namun, dalam penerapan pendekatan ini ada kondisi-kondisi yang perlu lebih diperhatikan dengan seksama. Hal pertama yang dapat dilihat adalah jumlah siswa yang ideal dalam satu kelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline