Setiap tahunnya dunia pendidikan perlu diwarnai dengan beragam inovasi. Suatu inovasi mustahil tercipta begitu saja jika para pendidik di dunia pendidikan hanya menjadi penonton pasif. Sekolah yang baik tentu adalah sekolah yang berisi para guru yang siap dan berani bertransformasi dengan perkembangan jaman dan teknologi, meskipun ada berbagai tantangan dalam melakukan suatu perubahan. Faktanya masih banyak ditemukan guru, khususnya di negara berkembang seperti di Indonesia yang enggan bertransformasi untuk menuangkan ide-ide kreatifnya dalam mengajar. Para guru masih lebih nyaman menggunakan cara atau metode lama yang monoton dari tahun ke tahun dalam mendidik siswa-siswinya.
Hal ini bisa saja karena guru tersebut masih terjebak dalam zona nyaman dan takut gagal beradaptasi dengan tuntutan jaman. Padahal saat ini dunia sedang dihadapkan dengan pandemi yang menutut para guru di berbagai sekolah untuk menyesuaikan diri dengan teknologi dan berkreasi dengan mata pelajaran yang diampunya agar siswa-siswi tetap semangat belajar meski masih dilanda pandemi Covid-19. Kreativitas guru tentu diperlukan agar bentuk-bentuk penugasan di masa pandemi tidak hanya fokus pada segudang teori belaka. Kreativitas guru juga diperlukan agar bentuk penugasan tidak membosankan dan berdampak pada rendahnya motivasi belajar siswa. Bahkan bentuk penugasan yang cenderung banyak dan monoton tak jarang membuat siswa menjadi stress atau tertekan.
Menurut data yang dilansir dari Kompas.com, masih banyak guru di Indonesia yang kurang memahami cara berinovasi dalam mengajar sehingga masih ditemukan metode mengajar yang monoton dan jauh dari kata kreatif. Namun tantangan ini tentu dapat terjawab, salah satunya melalui komunikasi atau interaksi. Baik itu interaksi dengan siswa-siswi maupun antar guru.
Ada seorang kepala sekolah dari SMP Don Bosco 2 yang sangat kreatif bernama Adrianus Nara Lamadua. Pria yang akrab disapa Adri ini sudah lama menyelami dunia pendidikan, namun bukan berarti ia tak pernah berjumpa dengan sejumlah kendala dalam mengajar. Adri pernah dihadapkan pada suatu masalah saat para siswanya tidak memahami sama sekali materi yang ia ajarkan. Saat sosok penyuka olahraga ini menyadari hal itu, ia bergegas berkomunikasi dengan cara bertanya pada muridnya. "Apa saja masukan yang bisa kalian sampaikan kepada saya?" tanya pria yang juga suka merawat tanaman ini. Setelah berkomunikasi dengan para siswanya lewat mendengar masukan-masukan dari murid-murid nya, Adri pun bertransformasi menjadi guru yang kreatif dan mengikuti kebutuhan serta perkembangan jaman dalam mengajar.
Seorang psikolog yang menganut aliran psikologi positif sekaligus penulis buku Creativity: The Work and Lives of 91 Eminent People, yaitu Mihaly Csikszentmihalyi menjabarkan ada beberapa ciri-ciri orang kreatif. Salah satunya adalah orang yang kreatif itu terampil dalam hal berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain.
Di satu sisi, orang kreatif biasanya supel dalam bergaul. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Adri saat jam istirahat. Sosok yang aktif dalam kegiatan gereja ini sering memanfaatkan jam istirahat untuk sering berinteraksi dengan siswa-siswinya, maka dari komunikasi tersebut lahir ide-ide kreatif yang membantunya lebih inovatif dalam mengajar. Sosok yang dikenal ramah ini juga terbuka dalam mendengar cerita dari para rekan kerjanya. Menurut penuturan salah seorang rekan kerjanya, Adri sangat komunikatif untuk diajak berdiskusi dan hal ini membantu Adri untuk lebih mengenali kebutuhan para rekan kerjanya dalam mendampingi para siswa. Mihalyi juga mengungkapkan bahwa berinteraksi dengan orang lain dapat membantu lahirnya inspirasi atau insight seseorang. Namun di sisi lain, orang yang kreatif juga perlu ruang untuk sendiri dalam menggali ide-ide kreatif. Salah satunya melalui kegiatan membaca buku, seperti yang sering dilakukan oleh Adri.
Pria kelahiran bulan April ini merekomendasikan bahwa sebaiknya antar guru saling berdiskusi dan berbagi pengalaman mengajar. "Guru dapat menemukan ilmu baru atau inspirasi dari pengalaman yang dialami oleh sesama guru," ucap pria yang doyan makan mie Jawa ini. Selain itu, guru juga dapat saling membantu dan saling memberikan masukan. Adri menilai bahwa komunikasi itu sangat penting, karena melalui komunikasi, dapat tercipta pula ide kreatif baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
Terlebih, di masa pandemi seperti ini, guru-guru seperti Adri dan guru lainnya dapat memperluas wawasan dengan mudah melalui bantuan teknologi. Salah satunya aktif mengikuti berbagai webinar atau pelatihan online. Selain itu, guru juga dapat mempelajari hal baru sesuai trend yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Misalnya, seorang guru Bahasa Inggris dapat mempelajari lagu hits berbahasa Inggris yang liriknya tersusun dari kata-kata sulit. Kemudian guru bisa mengajarkan lagu tersebut kepada siswa supaya mereka mengerti makna dari kata-kata sulit yang terdapat pada liriknya. "Cara seperti ini tentunya lebih menyenangkan dan lebih mudah diingat oleh para siswa," tutup Adri melontarkan ide kreatifnya.
Penulis dan Reporter SMP Don Bosco 2 : Verena Aily dan Alcello Christian Fo
Koordinator Liputan dan Editor SMP Don Bosco 2: Patricia Astrid
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H