Dari Patricia Astrid Nadia
Untuk Ibu Yustin,
Banyak orang berkata, rintik hujan yang jatuh ke tanah tepat jika diiringi dengan lagu sendu, hingga pikiranmu terbang ke masa lalu kelam penuh air mata.
Mungkin merintih setiap kali kau teringat kenangan hitam itu.
Bayangan hitam yang melayang. Melompat berlalu lalang dalam pikiranmu.
Setiap kali kau berusaha meredamnya,sekuat itu juga huruf itu bermunculan kembali menjadi sebuah nama. Nama yang membuat kecewa,teringat akan luka.
Tapi saat sepasang kekasih berjalan di bawah derasanya hujan,
ada lagu dan cerita lain di baliknya. Ah! Ya! Seperti menonton pertunjukkan romantis yang membuat hati bergejolak dan hati berbunga-bunga
Sama seperti dirimu, yang selalu mengajak siapapun yang ada bersamamu untuk melihat jalan cerita lain dari balik sebuah peristiwa
Yang memperlihatkan dunia tentang warna yang tak biasa dari balik lukisan yang biasa saja
Yang mengajakku sesekali untuk kembali.
Kembali bukan berarti mundur, tapi berterima kasih atas waktu dan kenangan yang ada.
Teruslah mengajak siapapun di sekelilingmu untuk melihat dengan cara yang unik, dengan cara yang berbeda.
Melihat dengan kata yang membuat siapapun tak lagi merasa asing atau takut berjalan bersama hujan.Karena bersama hujan tetaplah ada cinta.
Dan cinta itu adalah aku,kamu,dan kita.