Lihat ke Halaman Asli

Patrianef Patrianef

TERVERIFIKASI

Dokter Spesialis Bedah di RS Pemerintah

Reformasi Ikatan Dokter Indonesia

Diperbarui: 23 Februari 2016   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Banyak senior senior dan petinggi petinggi kita adalah dokter yang sudah mapan dan berada pada zona nyaman. Mereka mulai dari Ibu Bapanya bahkan suaminya sudah merupakan orang yang sudah terpandang dan berpengaruh dimasyarakat minimal dilingkungannya. Mereka ini tidak merasa ada masalah seperti yang sejawat sejawat mereka rasakan. Mereka tidak merasakan bahwa jasa sejawat mereka yang tidak dibayarkan oleh BPJS selama berbulan bulan oleh karena BPJS belum membayarkan dan mungkin saja tidak bakal membayarkan bagi mereka bukan masalah karena mereka hidup dari usaha lain atau RS besar lain yang mempunyai banyak peserta bukan BPJS dan berbeda dari sejawat sejawat lain yang hidup hanya dari pasien BPJS . Mereka juga tidak perlu merasakan antrian yang panjang dan prosedur yang rumit yang dilaksanakan oleh BPJS karena mereka mempunyai jaminan kesehatan terpisah diluar BPJS. Mereka juga tidak merasakan bagaimana pusingnya dokter memikirkan obat obatan untuk pasiennya ditengah kontrol biaya yang ketat dari manajemen RS agar pagu dana tidak terlewati. mereka juga tidak khawatir bila sakit karena ada asuransi lain yang bakal menanggungnya.
Problem utama ,kelompok inilah sekarang yang kebanyakan merupakan pemegang otoritas dibidang kesehatan, tidak salah karena mereka mempunyai daya ungkit yang besar baik dari sisi politik maupun kekuasaan. Dan tidak bisa kita salahkan ketidak tahuan mereka terhadap masalah kesehatan karena mereka memang tidak paham. Mereka ini dimanfaatkan oleh penguasa karena sangat mudah mengendalikannya dan dimanfaatkan juga untuk mengendalikan profesi ini melalui tangan tangan mereka.

Sudah saatnya kita bersama sama berjuang mencari orang orang dilingkungan kedokteran yang mempunyai daya juang kuat, peduli terhadap sesama sejawat, peduli terhadap lingkungan dan dengan segenap kemampuannya berjuang untuk membela profesi ini.

Demonstrasi dokter adalah hak asasi yang melekat pada semua individu, kita , dokter melakukan itu karena mereka sadar bahwa jalur konstitusional yang harusnya mereka tempuh melalui organisasi profesi sudah buntu. mungkin bukan karena sudah diajukan dan ditolak oleh legislatif, tetapi mungkin saja karena para legislator tidak tahu ada problem pada dokter dokter yang merupakan anak anak bangsa juga karena memang tidak pernah disampaikan oleh petinggi kita. atau kalaupun sudah disampaikan daya tekan organisasi profesi tidak lagi kuat karena sudah terkooptasi dengan kekuasaan
Jangan disalahkan jika dokter dokter turun kejalan memperjuangkan nasibnya dan tolong jangan dicibir mereka bila turun kejalan. Tolong jangan dihina mereka dengan mencibir mereka seolah olah mereka melalaikan pasiennya, percayalah pasien pasien yang memerlukan penanganan dan perawatan segera tidak bakal mereka lalaikan karena seorang dokter sudah terbentuk pola pikirnya menolong sesama dalam keadaan emergensi.
Sama seperti profesi lain demonstrasi itu hak konstitusional jika jalan lain buntu bagi mereka.

Bagi dokter dokter jika IDI tidak lagi mempunyai taring dan raungan yang keras dan menjadi macan ompong, kenapa tidak kita pelihara macan macan baru yang lebih keras suaranya lebih kuat taringnya dan lebih kencang larinya. Sudah saatnya kita memikirkan membentuk Ikatan Dokter Indonesia Perjuangan atau Ikatan Dokter Indonesia Reformasi. Jika satu harimau tidak cukup kita perlu dua bahkan tiga atau empat harimau yang memperjuangkan suara kita, suara anak anak bangsa. Jika kita tidak bisa mereformasi IDI maka ayo kita bentuk IDI Reformasi . Tidak cukup hanya dengan gerakan moral seperti Dokter Indonesia Bersatu‪.#‎IDIReformasi‬




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline