Lihat ke Halaman Asli

SRI PATMI

Dari Bumi ke Langit

Begini Caranya Menyiasati Buka Puasa Di KRL Selama Ramadan

Diperbarui: 28 April 2022   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : gilangpnp.wordpress.com

Masih disisi peron 2 untuk menanti kehadiran si roda besi yang melaju kencang dan cepat. Sesaat terdengar suara announcer yang menyampaikan "KRL tujuan Rangkas Bitung saat ini berada di Stasiun Palmerah, sesaat lagi kereta akan masuk di jalur 2. Bagi para penumpang dianjurkan menunggu dibelakang garis aman peron yang berwarna kuning". Kereta telah tiba, pintu terbuka dan kerumunan orang berduyun-duyun keluar di Stasiun Kebayoran Lama. Meski sudah banyak penumpang yang turun, tetap saja tidak mengurangi kuantitas orang didalam KRL. Mayoritas para penumpang turun di Stasiun Sudimara dan Stasiun Rawa Buntu.

Bersyukur jam kerja di kantor dibuat sefleksibel mungkin. Jam pulang lebih awal 30 menit agar dapat mengejar buka atau iftor di rumah bersama keluarga, ibadah tarawih dan tadarus. Meski telah dikurangi, ternyata adzan maghrib masih didalam KRL. Sempat bingung, karena didalam KRL ada marka "Dilarang Makan dan Minum"..

Beruntunglah announcer dalam KRL mengatakan "Penumpang Yang Terhormat, saat ini telah memasuki Adzan Maghrib untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kami persilakan bagi para penumpang untuk berbuka puasa dengan tetap mematuhi ketertiban, kebersihan dan protokol kesehatan".

Seteguk air bening mulai membasahi tenggorokan. Sepotong Roti O oleh-oleh khas stasiun tidak lupa. Aroma butter yang kuat menggugah selera, cukup worth it pengganti gorengan dan lontong selama di KRL. Begini rasanya hari pertama harus buka di KRL. Saat meneguk air kereta bergoyang, tumpahlah Sebagian air ke kemeja. Ahh.. kurang lincah bermanuver di KRL ternyata hehehe ujarku sambil melihat sekeliling berharap tak ada yang melihat karena malu.

Sambil mengunyah Roti O, saya sempat memperhatikan marka yang dipasang pada pintu-pintu KRL tentang "Larangan Makan dan Minum di KRL". Marka tersebut seperti lex certa dan lex stricta. Tanda makan dan minum akhirnya menggeneralisasi segala bentuk makanan dan minuman tidak boleh dimakan selama di KRL. Mengapa makan dan minum di KRL tidak diperbolehkan?

PT. KCI mengungkapkan bahwa alasan pertama karena Pengguna kereta komuter hanya melakukan perjalanan singkat saja. Jarak terjauh yang ditempuh Commuter Line akan memakan waktu 2 setengah jam saja. Sudah semestinya penumpang dapat mengatur waktu makan dan minum selama perjalanan. Misalnya makan di rumah atau makan di cafe-cafe stasiun. Kedua, kesadaran penumpang terhadap kebersihan masih kurang terbina dengan baik.

Namun, aturan itu tidak rigid dan statis dilaksanakan begitu saja. Faktanya, selama Bulan Ramadhan, PT. KCI memperbolehkan is dilaksanakan begitu saja. Faktanya, selama Bulan Ramadhan, PT. KCI memperbolehkan para penumpang untuk berbuka puasa selama 1 jam setelah adzan maghrib selama masih di KRL.

"KAI Commuter juga memperbolehkan para pengguna untuk membatalkan puasanya hingga satu jam setelah waktu berbuka puasa saat berada di dalam perjalanan KRL" Hal itu disampaikan VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, Ahad.

Selain itu, diharapkan para penumpang masih harus mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker setelah berbuka puasa. Sampai dengan saat ini, PT. KCI masih memberlakukan ketentuan 60% jumlah penumpang dalam 1 gerbong KRL. Meski telah ditetapkan seperti itu, lautan manusia tak dapat dibendung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline