Siapapun kepala negara yang tidak suci, masuk ke wilayah Kediri maka dia akan jatuh.
Siapapun presiden yang mendatangi Kota Kediri, maka kekuasaannya akan dilengserkan. Itulah bunyi kutukan yang santer di Kota Kediri. Konon katanya, kutukan ini masih berlaku sampai dengan saat ini. Beberapa presiden yang mendatangi Kota Kediri diantaranya adalah presiden Soekarno, B.J Habibie dan Gusdur. Entah kebetulan ataukah benar kutukan ini berlaku, mereka lengser dengan berbagai isu yang mendera pada masa pemerintahannya.
Ada Apa Dengan Kediri?
Kutukan Kediri berasal dari zaman Kerajaan Kediri dan diucapkan oleh Kartikea Singha yang merupakan suami Ratu Sima dari Kerajaan Kalingga, Keling, Kepung, Kediri abad 6 Masehi. Sekilas tentang Kerajaan Kalingga ada 2 yaitu di Jepara dengan nama Kalingga Utara dan Kalingga Selatan di Kediri. Mengapa ada 2 kerajaan? Ratu Sima berasal dari Kalingga Utara dan Raja Kartikea Singha berasal dari Kalingga Selatan. Dalam babad Kediri, dijelaskan bahwa jika pasukan Kediri menyerang terlebih dahulu terhadap musuh, Kediri akan selalu memenangkan pertempuran. Dan sebaliknya, jika musuh menyerang Kediri terlebih dahulu, maka musuh yang akan selalu menang.
Kutukan itu bukan hanya berlaku pada presiden melainkan pada pejabat Kediri yang membawa harta dari Kediri dengan cara tidak benar, maka dia akan jatuh miskin dengan caranya sendiri. Paranormal Kota Kediri menuturkan jika kota ini adalah kota yang wingit. Beberapa forklore yang beredar disana bahwa adanya pusat kerajaan gaib di Simpang Lima, Gumul. Perbatasan Kerajaan Kediri adalah Sungai Brantas, mitosnya presiden yang menyeberangi atau datang ke Kota Kediri akan lengser dengan sendirinya. Informasi yang dihimpun dari beberapa intelijen, presiden sedikit was-was jika harus mengunjungi Kota Kediri.
Gusdur pernah mengunjungi Pondok Pesantren Lirboyo. Begitupun BJ Habibie dan Soekarno yang lengser setelah ke Kediri. Namun, cerita berbeda presiden SBY yang datang ke Kediri dan apa yang terjadi? SBY tidak lengser dari jabatannya malah 2 periode jabatan. Saat terjadi erupsi Gunung Kelud tahun 2007, mantan presiden SBY dari Surabaya ke Kediri untuk menemui para korban bencana alam. Lokasi tempat pengungsian berada di Wates. Saat itu, SBY tidak langsung ke Wates dengan menyeberangi Sungai Brantas, ia memutar agar tidak menyebrang sungai itu. Sebelumnya, SBY sudah dihimbau untuk tidak ke Kediri oleh kerabat. Akhirnya, ia memberanikan diri ke Kediri dengan tidak menyeberangi Sungai Brantas dan hanya berkunjung dipinggiran Kediri saja.
Cerita hampir sama juga terjadi di Kabupaten Bojonegoro. Konon katanya presiden yang ke tempat berkembangnya babad Angling Dharma ini akan lengser. Jika di Bojonegoro, siapapun pemimpin yang menyeberang Bengawan Solo terlebih dahulu, maka ia akan kalah dalam berperang. Hal itu terjadi pada Aryo Jipang yang menyeberang Sungai Bengawan Solo untuk melawan Joko Tingkir. Akhirnya Aryo Jipang kalah.
Dalil negasi untuk mematahkan mitos itu, pengasuh Pondok Pesantren Putra Putri Lirboyo, Kafabihi Ma'rus meminta Jokowi untuk melakukan kunjungan kerja ke Kediri. Pemimpin Ponpes itu merasa dengan adanya mitos tersebut, seakan Kediri termarjinalkan. "Hal tersebut jika diteruskan akan menuju hal yang tidak baik. Kita percaya sama Allah" Tutur Kafa 20 Februari 2017 di Ponpes Lirboyo.
Mitos Dalam Kajian Psikologi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu yang mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa itu sendiri yang mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib. Mitos atau mitologi Jawa terdiri dari 4 bagian yaitu gugon tuhon (larangan) dan bayangan asosiatif (pertanda dalam mimpi), dongeng, sirikan (hal yang harus dihindari). Kutukan Kediri merupakan jenis mitos gugon tuhon. Cerita turun temurun dari leluhur suami Ratu Sima. Keberagaman budaya ini patut dihargai keberadaannya disana.
Literasi Mengungkap Mitos dan Mensugesti Kebenaran
Mitos dan kebenaran menjadi 2 hal yang mengindikasikan dan mengidentifikasikan proses perjalanan berpikir manusia. Dalam proses perjalanan mitos menuju pada kebenaran, dikenal dengan istilah "Kearifan" atau "Wisdom". Jadi urutannya MITOS -- KEARIFAN -- KEBENARAN. Problem yang sering terjadi adalah bagaimana menghubungkan kebenaran dengan mitos? Kuncinya adalah literasi dan penafsiran seseorang dalam mencerna dan memaknai informasi.