Lihat ke Halaman Asli

SRI PATMI

Dari Bumi ke Langit

Hal yang Dapat Dikendalikan dan di Luar dari Kendali Diri

Diperbarui: 23 Januari 2022   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar : Suara.com

Selayaknya makhluk yang diciptakan secara sempurna dengan segala kelebihan dan kekurangan, sifat manusiawi melekat didalam diri manusia. Jika terluka akan merasa marah, benci, kecewa, dendam dan terluka. Ketika bahagia, manusia akan merasakan senang dan perasaan positif lainnya. Karakter yang dibawa diri sangat mempengaruhi cara, tindakan dan perangai manusia. Caranya bertindak tergantung dari kondisi batinnya. Maka setiap diri manusia membawa kebenaran yang dibawanya masing-masing. Ada kebenaran yang bersifat universal, namun ada kebenaran berdasarkan asumsi sendiri.

Terkadang hidup itu, maunya apa, dapatnya apa. Enggak selalu sesuai harapan, tapi juga enggak selalu menjauhi garis takdir. Terkadang mintanya bisa diterima di Universitas Negeri, ternyata malah enggak keterima, diterimanya di kampus swasta. Kekecewaan jelas ada, tapi bukan jadi masalah yang berlarut. Tapi kadang perasaan kita yang bikin berlarut, serasa runtuh dunia ini jika kita gagal. Menyalahkan orang lain, meminta dibahagiakan orang lain dan segala bentuk rasa yang tak terbendung lagi oleh kendali kita.

Memang... didalam hidup ini ada hal-hal yang diluar dari kendali kita contohnya takdir kematian. Kalo itu memang rahasia Tuhan agar kita berusaha lebih baik dan memaknai kehidupan ini. Tapi... ada hal yang bisa kita kendalikan kok dibanding berlarut terus menerus tanpa ada resolusi. Hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan adalah masa lalu, perkataan orang lain dan takdir. Siapa yang berkuasa atas segala kejadian didalam hidup kita? Tuhan, Sang Pemilik Skenario kehidupan kan? 

Dapatkah kita menentang segala kehendaknya? Masa lalu adalah bagian dari skenario Tuhan untuk manusia agar terus belajar dan memperbaiki diri. Waktu yang tersisa, sebaiknya untuk berbenah diri, simaklah diri tanpa menghakimi. Barang kali, selama ini kita terjebak dimasa lalu, mencari-cari perhatian agar masa lalu berubah sesuai harapan kita, tapi kita lupa jika diri ini perlu diperhatikan untuk bangkit dari masa lalu. Seperti konsep teori kekekalan energi dimana isinya energi tidak dapat dimusnahkan, tapi dapat dirubah kedalam bentuk lain.

Bisa jadi, ketika kita diberi kesempatan untuk memperbaiki masa lalu, ternyata muncul masalah yang serupa dalam wujud yang lain. Kita memang tak pernah bisa mengendalikan masa lalu, tapi kita bisa memperbaiki untuk pelajaran bermakna di masa depan.

Sama halnya dengan perkataan orang lain karena diluar dari kendali kita. Kita tidak memiliki kendali apapun terhadap perkataan orang lain. Secara filosofis, kita diberi dua telinga dan 1 mulut untuk bersuara. Dengarlah jika itu perlu didengar! Jika tidak ingin mendengarnya, maka tinggalkanlah dengan segala kerendahan dan kebaikan.

Hal yang dapat kita kendalikan adalah perkataan kita sendiri, cara kita bersikap dan berbuat untuk lebih baik di masa depan. Fokuslah pada perubahan baik didalam diri, jika masih ada hal diluar dari kendali kita, pasrahkan saja pada Sang Pemilik Hati. Memang, kita hidup bukan untuk menyenangkan dan memuaskan banyak orang, tetapi bahagiakanlah diri sendiri dengan segala bentuk sikap penerimaan.

Bogor, 22 Januari 2022

Salam,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline