MAKNA MENJADI MANUSIA
Manusia memiliki kemampuan dasar untuk berpikir, kemampuan tersebut digunakan oleh manusia guna memahami lingkungannya dengan menggunakan akal dan pikirannya.
Dengan menggunakan akal dan pikirannya, manusia dapat membuat perubahan yang besar dalam dirinya. Perubahan tersebut merupakan hasil dari aktivitas berpikir.
Oleh karena itu, poin penting mengenai kedudukan manusia di bumi adalah berpikir. Tanpa berpikir, manusia tidak akan memiliki makna di muka bumi ini; tanpa berpikir, manusia bahkan dianggap tidak pernah ada.
Berpikir memberikan berbagai kemungkinan bagi umat manusia untuk memperoleh pengetahuan, lalu menggunakannya sebagai fondasi untuk kemudian diolah kembali dengan proses berpikir yang lebih mendalam dan bermakna.
Pengetahuan dapat menjadikan pembelajaran bagi manusia. Berpikir dapat mengembangkan manusia ke jenjang yang lebih tinggi, lalu mengamalkan dan mengaplikasikan pengetahuan dan buah pemikirannya untuk melakukan peningkatan dan perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik.
Semua itu telah membawa kemajuan yang sangat besar bagi perkembangan kehidupan manusia, baik yang bersifat normatif dan positif. Kemampuan manusia untuk melakukan perubahan terhadap dirinya merupakan makna inti yang tersirat dalam kegiatan berpikir dan berpengetahuan.
Hal tersebut dikarenakan kemampuan berpikir manusialah yang membuat manusia itu dapat berkembang lebih baik dibandingkan dengan makhluk lainnya yang ada di muka bumi ini. Berpikir bahkan memberikan kemampuan manusia untuk lebih memperdalam dan menetapkan keputusan yang penting dalam hidupnya.
Pernyataan sebelumnya pada dasarnya menggambarkan kekhususan manusia yang diberikan oleh Tuhan YME karena manusia dapat memaknai kehidupan dan eksistensinya sebagai bagian dari alam semesta ini melalui kemampuan berpikirnya.
Manusia dengan bagian alam lainnya memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Para ahli sejak zaman dahulu telah banyak melakukan kajian mengenai perbedaan tersebut. Untuk lebih memahami bagaimana manusia, berikut dijabarkan beberapa pendapat dari para ahli.
1. Plato (427--348 SM) menegaskan bahwa manusia dapat dilihat secara dualistis, yaitu dari unsur jasad dan unsur jiwa. Jasad akan musnah, sedangkan jiwa tidak. Jiwa mempunyai tiga fungsi kekuatan, yaitu: logystikon (berpikir/rasional); thymoeides (keberanian); dan epithymetikon (keinginan).