Sebelum berangkat bekerja, ibu mempersiapkan asupan bergizi untuk generasi penerus yang bersiap untuk sekolah dan ayah berangkat bekerja. Mulai dari urusan dapur sampai dengan urusan sekolah anak tuntas dalam satu waktu entah bagaimanapun caranya.
Begitupun saat ibu berangkat kerja, disela-sela kesibukannya, prioritas utama adalah anaknya. Pulang kerja, belum lepas rasa lelahnya, ibu langsung beradu akting lagi didapur mempersiapkan makanan untuk keluarga, mengajak komunikasi anak-anaknya, mengajarkan anaknya tentang pelajaran sekolah dan kehidupan ini.
Mungkin, bisa saja ia mengeluh dengan keadaan yang menyita sebagian besar waktu didalam hidupnya. Tapi... lidahnya ditakdirkan untuk terus bertutur doa terbaik untuk anak-anak dan keluarganya.
Sebuah hal yang luar biasa dilakukan seorang ibu untuk membagi waktu tanpa membagi kasihnya. Saat bekerja, kasihnya tetap bertaut pada anak dan keluarganya.
Saat di kantor ada acara makan-makan dan ia sedang senang, tak lupa ibu membagikan kesenangan itu dengan keluarga.
Tak ada kenikmatan sejati yang ia rasakan selain berbagi. Tak peduli sakit, hujan badai menghadang dan pilu yang mencekam. Ia tetap melakukan yang terbaik.
We never know the love of a parent till we become parents ourselves
Ibu bisa menjadi apa saja :
1. Bundahara, sebutan untuk menteri keuangan keluarga yang hebat
Setelah menjadi ibu, baru menyadari ketika sejumlah uang harus dibagi-bagi untuk kesejahteraan keluarga dan orang tua.
Dulu, ibu dengan banyak anak dan penghasilan tak seberapa, anak-anak dapat menikmati bangku pendidikan dan berkecukupan untuk segala hal. Menjadi ibu untuk anak-anak saat ini menjadi tantangan tersendiri, dimana beban moral dulu dengan sekarang berbeda.