Lihat ke Halaman Asli

Patma Sulistiana

Mahasiswa UNTIRTA Jurusan Pendidikan Sosiologi (S1)

Gemerlapnya Cakrawala dan Rapuhnya Avalanche

Diperbarui: 13 Februari 2023   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini seperti biasa, langit menunjukan pesonanya melalui bintang-bintang.

Luasnya cakrawala seolah memberikan pesan, jika hidup memiliki berbagai dimensi.

Dimensi-dimensi yang belum tentu kita jelajahi.

Perjalanan panjang membawa ragu yang begitu tinggi.

Seperti menaruh sehelai daun dari atas tebing, yang bisa terjatuh dalam beberapa detik.

Kaki ini terus melangkah, sampai sadar tak sadar, berada di pojok kota. 

Seluas mata memandang, hanya ada tebing yang dibalut indahnya salju.

Putih bersih, bagai kehidupan sebelum 'adzan' dikumandangkan dalam dekapan  jari mungil.

Tapi siapa sangka, seindah apapun yang kita lihat, setenang apapun pandang, nyatanya ancaman terus menghantui.

Terlihat indah memang, salju di pojokkan kota tua ini.

Kemudian bruggg... 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline