Lihat ke Halaman Asli

Bahasa Esperanto?

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa negara mana? Bahasa Spanyol ya? Pertanyaan itulah yang pertama kali muncul saat teman saya Reza Pahlevi menuturkan bahasa Esperanto. Jangan tanya negara mana atau dikawasan mana bahasa ini digunakan, bahasa Esperanto adalah bahasa artifisial atau bahasa buatan. Nah, pencipta bahasa ini adalah seorang Polandia bernama Dr. Ludwig Lazarus Zamenhof (1851-1917), dokter asal Warsawa, Polandia, pada tahun 1887. Pada masa mudanya di Warsawa, Polandia, Zamenhof tinggal dilingkungan yang multietnis dan itu artinya banyak bahasa yang digunakan dilingkungannya. Akibatnya sering terjadi pertikaian antara etnis karena komunikasi yang kurang efektif. Akhirnya Zamenhof memutuskan untuk  menciptakan sebuah bahasa yang mudah dipelajari. Tujuannya untuk menghentikan pertikaian yang terjadi karena masalah bahasa dan membuat satu bahasa netral, bahasa yang tidak dimiliki oleh negara atau etnis tertentu tapi milik semua orang, untuk menjadi bahasa internasional pada nantinya.

Bahasa Esperanto sebagai bahasa artifisial, tentu saja tidak muncul dari dinamika sebuah bangsa dan budaya tertentu. Bahasa Esperanto bukan merupakan bahasa ibu siapapun di dunia ini, maka bahasa tersebut dianggap milik yang setara bagi semua orang, tapi pembelajaran bahasa Esperanto akan lebih mudah jika pembelajar menguasai dengan baik bahasa Inggris, Jerman, Prancis, karena kosakata bahasa Esperanto ada sedikit kemiripan dengan kosakata bahasa-bahasa tersebut.

Bahasa Esperanto ini dianggap jauh lebih mudah dipelajari daripada bahasa Inggris, tata bahasanya pun sangat mudah. Ada dua juta penutur bahasa esperanto di seluruh dunia dan terus berkembang. Bahkan bahasa ini dianggap bahasa gaul dunia. Tertarik? Ternyata di Medan terdapat komunitas pengguna bahasa ini.

“Sudah dua tahun lebih komunitas ini berdiri, namanya Aurora Mofado, dua kali sebulan kita rutin berkumpul untuk belajar bersama. Aurora Mofado berdiri dibawah Indonezio Esperanto Asocio, perkumpulan pengguna bahasa Esperanto di Indonesia.” Kata Reza Pahlevi, yang saat ini menjabat sebagai ketua Divisi Edukasi di Indonezio Esperanto Asocio.

Reza Pahlevi atau yang biasa disapa Reza mengaku belajar bahasa ini sejak tahun 2010, berawal dari kebiasaannya surffing internet Reza menemukan artikel yang mengenalkannya bahasa Esperanto. Tertarik dengan bahasa ini akhirnya dia mulai mempelajarinya dari internet dengan teman-temannya yang dia kenal melalui Internet.

”Bahasanya mudah dipelajari, mulai belajar itu dengan cara chatting via skype ataupun facebook, teman-teman yang ngajarin ada yang dari luar negeri ataupun orang Indonesia. Jadi selain belajar Esperanto bisa nambah teman juga,” katanya pada In-Team Publisher.

Reza sendiri diundang untuk menghadiri kongres Bahasa Esperanto di Tokyo, Jepang, mewakili Indonezio Esperanto Asocio.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline