Lihat ke Halaman Asli

Negeri Ilusi

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tempat itu berbentuk kotak persegi

Setiap hari ada 20 anak duduk rapih disana

Tertip, sopan, santun, ya walau terkadang mereka jua sesuka hati



Tapi wanita setengah banya itu tau cara mengatasinya

Hingga suatu sore yang manja

Wanita itu ditampar oleh berita tentang tiga anak lelakinya

Kecewa, bersalah, nelangsa

Ia merasa gagal mendidik mereka

Tiga anak lelakinya telah memilih jalan yang salah!

Tiga anak lelakinya telah mematahkan harapannya!

Tiga anak lelakinya telah menodai impiannya!

Tiga anak lelakinya telah membunuh semangatnya!

Oleh benda yang seharusnya tabu untuk anak seusianya

Ya, rokok namanya.

Wanita separuh baya itu seolah kehilangan arah

Ribuan langkah kaki yang ia korbankan setiap harinya

demi melihat tawa anak-anaknya,

demi memberi keceriaan untuk masa depan mereka,

Seolah gelap oleh ulah tiga orang buah hatinya



Oh bukan, bukan sepenuhnya salah buah hatinya!

Adalah jua salah pemimpin negrinya, masih setia memelihara benda

yang justru akan merusak masa depan generasi-generasi pemimpin negrinya

Tapi sang wanita setengah baya itu bisa APAAAA?????



Ia HANYAlah seorang guru muda

yang ternyata dipilih untuk mengabdi di pelosok negeri ini

Membangun masa depan, mengasah mimpi anak negri...

lalu, dihancurkan jua oleh pemimpin negeri itu sendiri!

Sang guru adalah PENGABDI dalam NEGERI ILUSI...!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline