Lihat ke Halaman Asli

Paskah Mulia

Mahasiswa

Kebaikan Semata yang Dianggap Menjadi Sebuah Kewajiban

Diperbarui: 28 Maret 2024   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

(OPINI)
Di sebuah daerah Jawa Barat, tepatnya di Cilegon ada sebuah cerita menarik yang terjadi saat hasil pemilu keluar pada bulan Maret kemarin. "Seorang Caleg di Cilegon putus aliran Air karena tidak terpilih" narasi inilah yang membuat saya tertarik untuk menyampaikan opini saya sendiri, karena menurut saya dari judul yang tersebar di beberapa platform media online tersebut sudah memancing emosi masyarakat yang membaca, terlebih masyrakat akan menilai kelakukan caleg tersebut membuktikan ia tidak ikhlas dalam membantu warga dan hanya menginginkan suara saja. Namun yang sebenernya terjadi 180 berbeda, berbanding terbalik dari judul yang disampaikan diatas.
 
Sumedi Madasik, Caleg PKS yang berada di daerah Desa Cisuru, Kelurahan Suralya, Kecamatan Pulomerak, Cilegon yang sejak dulu memiliki krisis air bersih. Untuk kebutuhan sehari-hari, mereka harus berjalan stidaknya 2km bahkan 5km saat musim kemarau, hal itu begitu memberatkan bagi warga. Warga kemudian meminta tolong kepada pihak-pihak tertentu namun tidak mendapat respon. Hingga akhirnya pada 2019 warga menemui Sumedi Madasik, seseorang yang memiliki sumur pompa di sekitar desa tersebut dan meminta Sumedii agar mau mengalirkan air pompanya ke warga, kesepakatan dibuat. Sumedi bersedia mengalirkan air bersih dari sumur pompa miliknya bagi warga Desa Cisuru. 

Terkait biaya, Sumedi mematok harga Rp.5.000,00 (lima ribu rupiah) tiap kubikasinya. Harga inisebenarnya tidak menutupi keseluruhan biaya operasional pompa tersebut. Sumedi harus menutupi atau "nombok" setiap bulannya sebesar 2 -- 2,5 juta untuk menutupi biaya listrik untuk pengaliran air dari pompa tersebut untuk warga. Pengaliran air untuk warga oleh Sumedi ini berjalan selama 4 tahun lamanya, 

Sumedi sebagai individu non pemerintahan mengalirkan air yang memudahkan seluruh warga Desa Cisuru untuk beraktifitas. Kualitas air yang ia alirkan juga ia sebut sangat baik dan layak konsumsi. Walaupun harus menutupi biaya setidaknya 24 juta setiap tahun dari saku pribadinya, nyatanya pompa ini tetap ia buka selama 4 tahun lamanya.
 
Pada pemilu tahun ini, Sumedi bergabung dengan PKS untuk menjadi Caleg DPRD Kota Cilegon. Tentunya dalam proses kampanye, ia mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Disisi lain, ia juga berharap adanya dukungan dari para warga Desa Cisuru yang selama 4 tahun belakang ia bantu. Ia bertemu dengan warga setempat dan sempat terjadi kesepakatan bahwa warga desa tersebut akan memilihnya dalam pileg. 

Dari total 140 warga yang terdaftar sebagai pemilih tahun ini, ia berharap mendapat setidaknya 100 suara dari Desa Cisuru. Sayang, ketika hari pencoblosan dan perhitungan, hasil yang beliau terima tidak sesuai harapan. Sumedi gagal maju ke kursi DPRD, dan yang membuatnya kecewa, dari 140 pemilih di Desa Cisuru, hanya ada 63 suara yang memilihnya, tidak sampai setengah dari total pemilih.

 Belakangan, menurut kabar yang Sumedi dapat, ada "Serangan Fajar", yakni pembagian uang tunai bagi warga Desa Cisuru saat pagi ketika hari pencoblosan. Karena kehabisan dana selama proses kampanye, Sumedi tidak sanggup lagi untuk mengeluarkan biaya pengeluaran pompa air warga Desa Cisuru, Sumedi akhirnya meminta untuk menaikan biaya pembelian air kepada warga agar ia tidak lagi menombok 2-2,5 juta perbulan. 

Ia meminta agar seluruh biaya operasional ditanggung oleh warga yang menggunakan, namur perwakilan warga menolak dan keberatan jika biaya air bersih dinaikan, karena kata sepakat tidak didapat, akhirnya Sumedi memutuskan untuk menutup sementara aliran sumur pompanya ke Desa Cisuru.
 
Setelah membaca cerita atau kejadian yang sebenarnya terjadi, kita jadi memiliki penilaian kita masing-masing terhadap keputusan yang diambil oleh Pak Sumedi maupun kepada pemilihan judul yang digunakan. Pemilihan judul yang menarik memang dapat menarik perhatian banyak orang, tetapi bisa juga menjadi sebuah batu sandungan untuk orang tersebut karena judulnya yang terlalu mengarah pada hal yang buruk jika tidak membaca secara jelasnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline