Lihat ke Halaman Asli

Aku adalah kopi

Diperbarui: 25 Juli 2015   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

 

 titik jenuh perlahan menghampiriku, meluluhkan segala rasa yang ada, seperti perapian yang tak menyisakan debu, membakar arang tanpa bara. Harapanku jauh mengangkasa, menembus malam mencabik gulita, tanpa daya bahkan tanpa nyawa, seperti jelagajelaga menghiba cahaya.   Gelap..., itu yang ada dalam setiap khayalku, entahlah..., kau tak lagi merona dalam hidupku, atau aku saja yang malu merindukanmu. Larutlah kau dalam cangkir kopiku, larutlah kau dalam setiap inginku, temani nikotin dalam aliran darahku, temani khayal dalam benakku.
Jenuhku hanya soal menunggumu, gelapku hanya soal ketakutan penolakanmu, rasaku tentang merindumu, dan khayalku masih tentang dirimu. Tidurlah, dan bantulah aku saat kau bangun dari tidurmu, sibakkan segala jelaga yang mengaburkanmu, karena rasa ini selalu tentang dirimu.
Ketahuilah, aku adalah kopi; pahit atau manis terserah caramu meracik, dan terserah kau tempatkan aku dimana selayak anganmu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline