Lihat ke Halaman Asli

Piter Lokon

Berita dan Blog

Kronologis Penangkapan Jurnalist Indenpenden dan Kontributor Beberapa Media di Papua oleh Polres Kota Tomohon

Diperbarui: 25 Juli 2015   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Jayapura-SP-24 Juli 2015, Jurnalist Indenpendent Dan Kontributor TabloidJubi.com danMajalahselangkah.com, Ditangkap Oleh Intelkam (Inteligen Polres Kota Tomohon dan Polsek Tomohon Tengah, ditangkap ketika sedang Meliput Berita yang saat itu Demo dari anggota Jemaat Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Yordan Ranotana Weru, mendatangi Kantor Sinode GMIM “meminta kepada Sinode GMIM agar tidak memindahkan ketua jemaatnya dan menyelidiki dugaan penggelapan keuangan jemaat yang belum ditindaklanjuti meski telah lama dilaporkan”.Menurut Laporan yang Kami Terima Dari Rekannya Melaporkan bahwa karena adanya penangkapan terhadap Jurnalis Indenpeden dan Kontributor Tabloidjubi.com di Sulawesi Utara. pada 24 Juli 2015 Kemarin Jurnalis Indenpenden dan Kontributor Tabloidjubi.com atas nama Piter Lokon telah ditangkap ketika keluar dari Asrama Yahukimo Sesudah Membeli Pulsa di salah satu Konter yang berada tak Jauh dari Kantor Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa, Saat itu ada melihat Aksi mintah Keadilan dari salah satu Gereja di Manado. Maka sebelum masuk ke dalam Kantor sinode Meminta Izin Kepada aparat keamanan yang saat itu sedang bertugas di Pintu masuk yaitu Pos Piket. Kemudian disitu ada percakapan, sebelum kedalam Komandan yang sedang jaga mejelaskan bahwa Kegiatan Sudah Seesai tetapi kalau ketemu dengan Koordinator silahkan Masuk saja kedalam sehingga, Pergi kedalam kebetulan diluar situ ada teman-teman Jurnalis dan juga Kamandan-komandan dari Intelkam Polres Tomohon. Kemudian saat itu koordinator ada sedang wawancara dengan Salah satu Wartawan. Kemudian sesudah Sesampainya di sebelum wawancara dengan Koordinator Lapangan Aksi Demo Ujuk Rasa “meminta kepada Sinode GMIM agar tidak memindahkan ketua jemaatnya dan menyelidiki dugaan penggelapan keuangan jemaat yang belum ditindaklanjuti meski telah lama dilaporkan”.Kemudian dalam gedung yang mana sedang bercerita antara Pejabat Kantor sinode kemudia kepala Intelkam Polres Tomohon datang mendekati lalu bertanya dengan tujuan apa datang Kesini, Jawab Lokon, saya datang mau liput berita kegiatan hari ini, lalu ditanya ID Card pa tidak ada Sehingga langsung ditangkap dan dibawah Ke Polsek di Ruang Intelkam Polsek Tomohon Tengah Untuk di Interogasi.Sesudah itu kembali bawah ke Polres Kota Tomohon di Ruang Intelkam dan “Intelijen Sistem Informasi Sidiksasi (ISIS)” lalu kemudian dilanjutkan kembali menginterogasi dari awal Jam 13.00 Sampai jam 16.40 Wita. Setelah Selesai Disuruh Buat surat Pernyataan dan tanda tangan bahwa saya tidak akan meliput berita, tetapi saya Menolak karena saya Jurnalis Bukan Baru, Karena saya sudah dari Tahun 2014, dan Kami mahasiswa sangat butuh informasi agar Orang Tua kami di Papua bisa ada respon mengenai Keluhana Mahasiswa disini tetapi tak ada informasi di publik sehingga mereka tak tahu apa isi hati mahasiswa Papua ingin disamapaikan kepada Orang Tua Mereka. Karena Beberapa Waktu lalu media di sulut terjadinya masalah kemarin itu media Sulut dibungkam, semua beritanya sangat Memihak dan kejadian sebenarnya ada tatetapi di Bungkam Makan Itu saya Tolak untuk buat pernyataan dan Menanda tangani.Dibawa ini Saat Interogasi ditangkap karena ada beberapa alasan. Diantaranya:1.     Karena Berbeda Ras yang hadir saat Kegiatan di Kantor Sinode sehingga ditanggap dengan Mencurikan bahwa Mata-Mata.2.     Karena tidak senangnya Meliput Berita Kepada Publik Mengenai Penangkapan Hiskia Meage tangga 21 Juni 201 Lalu.3.     Tidak senangnya wawancara dari Media Tabloidjubi.com Melalui Telpon seluler atas penangkapan Hiskia oleh Polres Kota Tomohon Beberapa Bulan Lalu. Maka Kami Dari Kami Jurnalis Independen Menyampaikan Bahwa Keamanan Negara Republik Indonesia Agar tidak ada dikriminasi dan Menutup Ruang demokrasi kepada jurnalist untuk meliput berita. Karena Kami Mempunyai dan Tahu Etika dalam Memeberitakan atau Meliput Berita.

Dimohon untuk memeberikan Ruang Demokrasi Kepada Kami Jurnalist Indenpendent untuk meliput berita Rakyat Indonesia dan Khusus Papua. Kami Bukan Pengacau, Kami Bukan Mata-mata, Kami bukan Membuat Keributan. Terima Kasih Kami Tahu Mana yang layak diluput mana yang tak layak untuk di publikasikan berita.   

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline