Lihat ke Halaman Asli

Daniel Pasedan

Berkeluarga, dua anak

Sarjana Kebo

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Enak saja bilang Sarjana Kerbau! Sangat tidak menghargai segala upaya, daya, tenaga biaya yang telah dilakukan untuk bisa menempuh jenjang ini. Asal tahu saja yah, kalau saja tidak ada aturan yang mengharuskan Guru untuk Sarjana maka saya tidak akan kuliah meskipun semuanya gratis!

Sepantasnyalah segala amarah, caci-maki, umpatan dan segala kata-kata jorok keluar dari mulut ini lalu dilanjutkan dengan gerakan tangan yang bermuara pada tindakan kekerasan. Tak perduli apa yang akan terjadi nanti, yang penting segera disambut dengan murka.

Ada apa sih sebenarnya kok tulisannya seolah tidak enak dibaca? baiklah tak ambil nafas dulu lah biar lega.

Memang ku akui bahwa sekitar delapan bulan belakangan, saya hanya dan hanya berpikir dan membahas kerbau. Memangnya ada apa dengan kerbau sampai dipikirin begitu?

Begini... di kampung saya Toraja, sudah bertahun-tahun lamanya binatang kerbau itu menduduki peringkat paling tinggi derajatnya diantara binatang lainnya. Bahkan ada lho yang lebih mengutamakan kebo alias TEDONG daripada anaknya. Maksudnya?

Mungkin kamu tidak percaya cara orang Toraja merawat dan memperlakukan kerbau. Untuk beberapa kerbau petarung atau jenis yang diunggulkan, para kerbau itu mendapatkan perawatan spesial. Disuap, dimandikan, diajak lari pagi, diberi suplemen telur, dijamin suplemen buatan, dikandangkan dengan apik. Pokoknya mendapat perawatan ekstra, bahkan ada yang lebih keren dari gembalanya lho.

Bro... kalau tidak keliru dengar, sekarang sudah ada kebo dengan harga satu M....

Nah... saking pentingnya kebo dalam budaya Toraja maka saya pun ikutan tertarik. Namun apa daya tak ada dana untuk membeli anak kebo. Untuk anak kebo laki saja yang baru lepas dari menyusu sudah tidak kurang dari sepuluh juta. Sementara saya tak mau kalah dalam urusan perkebonan, maka dari itu saya dengan sok-sokan mencoba menghadirkan kebo di perangkat mobile.

Jadi selama delapan bulanan itu, saya betul-betul terkuras untuk menciptakan kerbau tiga dimensi di Android. Selain bisa memiliki kerbau dengan jenis unggulan, kan bisa saya adu sesuka hati.

Bagaimana Bro?

Ooooo... jadi pantes aja dibilang sarjana kebo, karena dengan kebo di Android telah mengantarmu menjadi sarjana yah?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline