Lihat ke Halaman Asli

Pascalis PeWe

wirausaha sejak usia 37 th

Kunjungi Rumah Berusia 100 tahun

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mau mengunjungi rumah tradisional berusia 100 tahun? Datang saja ke Yogyakarta. Puluhan bahkan ratusan rumah tradisional berusia 100 tahun tersebar seantero Yogyakarta. Rumah tradisional ini memiliki tipe bervariasi. Mulai dari rumah peninggalan kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, rumah kalang, rumah joglo desa, rumah pejabat Belanda hingga rumah pribadi milik orang kaya jaman dulu.

[caption id="attachment_148183" align="alignright" width="263" caption="gapura dalem Pujakusuma"][/caption]

Sebut saja Dalem Pujokusuman yang beralamat di MG I/ 335 Yogyakarta. Rumah pangeran ini dibangun pada masa Hamengku Buwono II. Dalem ini sebelumnya ditempati KRT Danudiningrat yaitu menantu Sultan HB VII. Pada tahun 1901 diberikan kepada GBPH Pujokusumo, putra Sultan HB VIII.

Pada masa penjajahan Belanda, GBPH Pujokusumo dikenal sebagai pejuang yang tak mau kompromi dengan Belanda. Bahkan tahun 1948-1949 dalem ini dipergunakan sebagai markas pasukan gerilya Hantu Maut.

Saat ini, dalem Pujokusuman masih utuh terawat. Laiknya bangunan Jawa kompleks rumah pangeran ini terdiri atas gapura depan dan beteng, pendopo utama, balai rata, pringgitan dalem (sentong kanan, tengah, kiri) gandhok, dan gadri.

[caption id="attachment_148184" align="alignleft" width="270" caption="hantu maut"][/caption]

Rumah Tradisional Kotagede

Dari dalem Pujokusuman menuju Kotagede masih di pusat perkotaan Yogyakarta. Ada banyak rumah khas kotagede seperti rumah kalang hingga rumah tradisional. Rumah kalang adalah rumah pedagang kaya jaman Belanda pertama. Saking kayanya mereka meminta ijin untuk menjadikan recehan golden sebagai ubin di rumah mereka. Meski ditolak, ornament dan bentuk bangunan rumah kalang masih terlihat mewah.

[caption id="attachment_148185" align="alignright" width="270" caption="pendapa khas Kotagede"][/caption]

Rumah Jati Kumoro terletak di dusun Bodon, desa Jagalan, Kecamatan Kotagede, kabupaten Bantul Yogyakarta.Dibangun tahun 1900an, rumah ini terdiri atas pendapa, dalem ageng, gandok kiri, dapur dan bagunan pelengkap lain. Pendapa berbentuk joglo tumpang sari bersusun lima dengan dada peksi berukir stiliran tumbuhan dan hiasan nanas. Yang unik adalah genting rumahnya yaitu berbentuk pipih seperti sisik ikan.

Rumah tradisional Jati Kumoro menjadi perhatian para pemerhati cagar budaya karana menjadi contoh rumah kebanyakan masyarakat di kotagede jaman dulu.

[caption id="attachment_148186" align="alignleft" width="240" caption="teras rumah Kotagede"][/caption] Sementara itu terdapat rumah asli masyarakat kelas atas Kotagede. Rumah tradisional ini ditempati keluarga Bambang Sigit Sulistiyanto. Dibangun tahun 1912 oleh pengusaha batik dan perak bernama haji Bahar. Bangunan ini memadukan arstektur limasan dan rumah kampung. Meski begitu sentuhan ornamen barat juga muncul dalam ornament atap.

Seperti rumah Jawa lain, rumah ini juga mempunyai pringgitan dan gandhok kanan beratap limasan sedang gandhok kiri dan pendapa beratap kampung. Antara pendapa dan dalem terdapat longkangan namun saat ini diberi atap. Pada sisi timur pendapa terdapat paviliun yang dulunya merupakan bengkel kerajinan perak. Tiang pendapa terbuat dari kayu berhias geometris sementara lantai berupa tegel berbagai motif.

Oya...semua lantai dari bangunan ini menggunakan tegel khas yang diproduksi hanya di Yogyakarta. [caption id="attachment_148437" align="alignleft" width="300" caption="salah satu relung rumah tradisional"][/caption] [caption id="attachment_148425" align="alignright" width="300" caption="atap pendapa khas Kotagede"][/caption] [caption id="attachment_148436" align="alignleft" width="300" caption="lantai rumah tradisional"][/caption] [caption id="attachment_148421" align="alignright" width="300" caption="sudut pendapa dalem Pujakusuman"][/caption] [caption id="attachment_148187" align="alignleft" width="300" caption="genting sisik ikan"][/caption] [caption id="attachment_148189" align="alignright" width="210" caption="pintu khas Kotagede"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline