Lihat ke Halaman Asli

Pascalis PeWe

wirausaha sejak usia 37 th

Relawan Referendum

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12914284301582184972

Yogyakarta sedang ramai dihajar media massa. Merapi belum usai, lahar dingin menggenangi kawasan kali code, yang nota bene pusat kota yogyakarta. Eeee....sengaja nggak sengaja ada yang "salah" omong soal monarkhi. Berani atau salah ucap tetapi dicuplik di media putri mantan presiden Suharto mbak tutut pun  mengatakan "Jogja diutak utik, kayak kurang kerjaan aja". Dalam waktu tak terlalu lama, ajakan referendum menggelora. Rumah wakil presiden Boediono di"kepung" massa berbaju lurik dan kebaya sambil bersila (ngepung atau mo kenduri). Sebesar itukah Yogya...ya Jogja dibangun dan dihidupi oleh banyak orang. Masyarakt seniman, budayawan, cendikiawan, tradisional, bahkan anak muda gaul yang tetep cuek dengan sikon. Semua menyerang balik...lebih besar dengan berbagai cara...ada yang buat lagu hip hop jogja istimewa, membuat filler Jogja memang istimewa di tv lokal, hingga demo dengan baju adat. Uniknya jogja, aksi ini tidak dikemas anarkhis tetapi justru 'menyerang' telak di otaknya. Mereka sengaja membangun image, citra dan mempermainkan pikiran. Nah respon terkhir dari Monarkhi versus Demokrasi: status DIY adalah rekruitmen relawan Referendum. Gila...orang pada bangga menjadi relawan Merapi, ini ikut ikutan tarik relawan....pastinya tidak memakai sepatu boot, kaos lengan panjang orange ala TIM SAR. tapi berblangkon dan dan berbaju lurik/kebaya.....jogja jogja.....

[caption id="attachment_78381" align="aligncenter" width="645" caption="relawan beneran"]

12914276671243187384

[/caption]



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline