Lihat ke Halaman Asli

Tafsir Al-Lubab Karya M. Quraish Shihab (Kajian Metodologi Tafsir Kontemporer)

Diperbarui: 27 Mei 2024   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Perkembangan tafsir di Indonesia menjadi sebuah isu lawas dalam kajian tafsir itu sendiri. Misalnya, pada tahun 1990-an, beberapa tokoh agama mengklaim bahwa interpretasi diciptakan oleh jaringan sosial yang bebas dan terbuka dari para penulis pada saat itu. Tafsir Al-Lubab karya M. Quraish Shihab terbit pada pertengahan tahun 2012, tafsir ringkas ini mempunyai makna, tujuan dan ajaran surah Al-Qur'an dengan slogan "rangkuman tafsir untuk orang sibuk". Dan rangkuman Tafsir Al-Lubab ini dinilai sangat unik. Kehadiran Tafsir Al-Lubab melengkapi deretan kitab tafsir ulama Indonesia ditulis dalam bahasa Indonesia pada era kontemporer saat ini. Sebagai seorang penulis, M. Quraish Shihab menyajikan sebuah khazanah yang sangat berharga, yang sangat berharga bagi khazanah dan perkembangan tafsir Al-Qur'an di Indonesia, sehingga sangat tepat bagi umat Islam untuk mempelajari Al-Qur'an karya M. Quraish Shihab.

Tafsir Al-Lubab ini merupakan tafsir singkat, padat namun sistematis yang ditujukan kepada orang-orang yang memiliki sedikit waktu luang di sela-sela kesibukan rutinitas pekerjaan untuk memuaskan dahaga akan ilmu agama. Juga untuk remaja yang biasanya menginginkannya saat ini. Dengan sederhana dan praktis dalam melakukan segala sesuatu atau memahami segala sesuatu. Oleh karena itu, Tafsir Al-Lubab ini terbit sembilan tahun setelah diluncurkannya Tafsir Al-Mishbah sebagai Tafsir Al-Quran generasi atau versi terbaru. Seiring berjalannya waktu, Tafsir Al-Lubab tersebut tentu saja mewakili pemikiran keagamaan modern dan tafsir Quraish Shihab. Oleh karena itu, penting dan menarik untuk kita bahas

Biografi M. Quraish Shihab

Nama lengkapnya adalah Muhammad Quraish Shihab, selanjutnya Quraish, lahir pada tanggal 16 Februari 1944 di Rappang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Quraish merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, kedua adiknya adalah Alwi Abdurrahman Shihab dan Umar Shihab. Sebuah keluarga asal Arab-Bugil, yang berpendidikan. Ayahnya Prof. Abdurrahman Shihab adalah seorang peneliti dan guru besar di bidang tafsir dan pernah menjabat sebagai Rektor IAIN Alauddin Makassar. 

Perkembangan pemikiran M. Quraish Shihab dapat digolongkan menjadi empat masa, yaitu masa pendirian, masa pembentukan, masa perkembangan, dan masa kedewasaan (kematangan). Berikut penjelasan masing-masing periodenya :

Pertama; masa pendirian. Masa ini semenjak M. Quraish Shihab dilahirkan, mengikuti pendidikan formal di SMP, sampai menyelesaikan pendidikan di pondok pesantren Darul Hadist al-Faqihiyah Malang, dan dikirim ke Kairo untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik lagi, pada tahun 1956. Pada masa ini pendidikan informal atau pendidikan keluarga sangat memberikan bekas yang mendalam dalam kepribadian dan proses intelektual Quraish, bagaimana ayah beliau menanamkan bibit-bibit kecintaan kepada Al-Qur`an sejak dini, yang kemudian menjadi daya dorong yang sangat kuat untuk mempelajari Al-Qur`an lebih jauh. Sebagai putra dari seorang guru besar, M. Quraish Shihab mendapatkan motivasi awal dan benih kecintaan terhadap bidang studi tafsir dari ayahnya yang sering mengajak anak-anaknya duduk bersama setelah magrib. Masa kanak-kanak dan remaja awal ini memberikan bekas yang sangat berkesan bagi Quraish.1

Kedua; masa pembentukan. Sejak Quraish memulai studinya di kelas II I'dadiyah Al Azhar (Sekolah Menengah Pertama/Tingkat Tsanawiyah se-Indonesia) hingga menyelesaikan kelas III dan berpindah dari IAIN Alauddin Makassar ke IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu pada tahun 1956 hingga tahun 1984 atau dari usia 12-40 tahun. Masa ini merupakan masa yang sangat penting dimana Quraish mulai rajin belajar di jurusan tafsir Universitas Al-Azhar, meskipun harus mengulang satu tahun. Quraish mengungkapkan: "Setelah mempelajari tafsir Al-Qur'an di Universitas al-Azhar", beliau menegaskan, "Saya semakin sadar betapa benarnya pilihan tersebut.2 Selama ini Quraish hanya menerbitkan satu buku, yaitu; Tafsir al-Manar, Kelebihan dan Kekurangannya (1984). Sementara itu, beliau dipercaya menduduki jabatan antara lain Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan pada tahun 1973 hingga 1980.

Ketiga; masa perkembangan. Pada masa ini karir intelektual dan karya sastra Quraish berkembang dan berkembang secara signifikan, karir intelektualnya diawali sebagai dosen di Fakultas Ushuluddin IAIN Jakarta. Di sini, Quraish aktif mengajar bidang Tafsir Al-Quran dan Ulum pada jenjang sarjana, pascasarjana, dan doktor hingga tahun 1998 dan dipercaya menjabat posisi Rektor IAIN Jakarta selama dua periode (1992-1996 dan 1997-1998). Kemudian, pada awal tahun 1998, ia dipercaya menduduki jabatan sebagai Menteri Agama selama kurang lebih dua bulan. Dan masih banyak kegiatan lainnya yang dilakukan. Selain kegiatannya tersebut, M. Quraish Shihab juga dikenal sebagai penulis dan dosen yang sukses. Mengenai karya sastra, pada kurun waktu tersebut tercatat Quraish setidaknya telah menulis 10 buku/kitab, buku/kitab yang benar-benar mempelajari tafsir Al-Qur'an di antaranya adalah:

a.Membumikan al-Qur'an; Fungsi dan Kedudukan Wahyu dalam Kehidupan.

b.Masyarakat (1994).

c.Studi Kritis Tafsir al-Manar (1996).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline