Lihat ke Halaman Asli

Merana Tiada berkesudahan

Diperbarui: 23 Mei 2024   03:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku adalah luka berjalan.

Penjual kesedihan, penawar kebahagiaan.

Bukan tanpa sebab aku menangis.

Kilauan mataku memudar.

semua tampak bersalah.

Aku adalah tangis yang menggema.

Perasaan mengalir deras, laksana terjun tak bertuan.

Menabuhkan genderang perang, menayub tarian purba.

Bersolek dengan hati, tampil dalam orkes tua.

Aku adalah ramai yang sunyi.

Noda terpampang buih lautan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline