Lihat ke Halaman Asli

Politik Kenabian Jokowi Tidak Dianulir

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13874185661305773856

[caption id="attachment_284767" align="aligncenter" width="300" caption="Foto:www.masihdijajah.blogspot.com"][/caption] Kata Nabi yang telah dilabelkan pada Jokowi menuai banyak kritik darilawan politik Jokowi. Sulit diketahui maksud apa di balik pelabelan itu. Yang jelas bahwa problema Jokowi Nabi, sangat sensitif untuk diperdebatkan terutama kalangan agamis yang telah mempatenkan list para Nabi. Artikata nabi dan Kriteria kenabian diuber-uber kembaliuntuk menganulir kenabian Jokowi.

Persoalannya: Siapakah yang memberi label Jokowi Nabi? Kuasa apakah sehingga ia berani menganugerahkan kenabian pada Jokowi? Apakah ia mempunyai penglihatan bahwa Jokowi Utusan Allah? Jika diperpanjang lagi persoalan ini maka kita akan kesulitan menemukan jawaban.

Kenabian Jokowi mungkin saja sebaran aroma politik untuk mengarumkan nama Jokowi menjelang pilpres. Bagi lawan politik, Jokowi Nabi adalah absurditas yang telah mengotori lingkungan kenabian yang dikatakan sakral oleh kaum agamis. Di lain pihak perlu disadari label Jokowi Nabi tidak mengidentikan Jokowi= Nabi tetapi politik kenabian seorang Jokowi ada benarnya.Politik kenabian yang sesungguhnya diagungkan dan dinomorsatukan oleh pencinta Jokowi dalam diri seorang Jokowi tidak memberi gelar nabi apapun pada Jokowi.

Semua orang diharapkan harus memilikisifat kenabian dan bukan Nabi. Orang yang memiliki sifat kenabian mengatakan sesuatu yang baik dan benar, melakukan sesuatu yang baik dan benar dan layaknya seorang Nabi. Sifat kenabian ditampilkan untuk memberi kesaksian kepada semua orang bahwa ini adalah jalan terbaik untuk mencapai kesuksesan. Kesaksian bisa saja kata-kata atau perbuatan untuk mengarah pada perubahan yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Tampilan Jokowi tidak seorang Nabi melainkan memiliki sifat kenabian dalam dirinya. Ini bukan sebuah tuntutan yang diharapakan keluar dalam diri seorang Jokowi melainkan memang demikian tampilan apa adanya yang pernah dilihat oleh semua orang. Jadi Jokowi bukan Nabi tetapi memiliki sifat kenabian dalam dirinya. Label Jokowi=nabi dianulir tetapi sifat kenabian seorang Jokowi tidak dianulir karena melekat erat dalam dirinya dan menjadi bagian dari seluruh hidupnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline