[caption id="attachment_323220" align="aligncenter" width="360" caption="Sapu Kelud (sumber gambar semendesaku.blogspot.com)"][/caption]
Sewaktu kecil, sebelum orang-orang tua mengajarkan bahwa itu nama salah satu gunung api di Jawa Timur. Saya memahami bahwa kelud adalah sejenis sapu yang ampuh, murah dan ramah lingkungan. Jika berkunjung ke perkampungan jawa, kita sangat mudah menyaksikan hampir semua rumah-rumah jawa berbentuk Limasan ataupun Joglo. Tidak semuanya memang, tapi masih banyak yang mempertahankan nilai artistik khas jawa ini. Dan, rumah orang tua saya termasuk salah satunya. Dari semenjak saya mulai paham apa itu bentuk benda hingga sekarang ini, desain rumah saya tidak banyak berubah. Rumah limasan dengan langit-langit yang tinggi. Desain ini ternyata bukan tanpa sebab, ternyata desain-desain seperti ini yang sekarang banyak diadopsi para arsitek yang menginginkan rumah dengan green design and less energy. Namun problem utama dari rumah jenis ini adalah pada maintenance. Desain langit-langit yang tinggi ditambah material utama dari kayu membuat rumah ini rawan akan menjadi sarang laba-laba bahkan seriti (walet ataupun kelelawar). Kembali ke #kelud, kelud adalah bahan yang diambil dari serat/serabut kulit kelapa (bewarna kecoklatan) atau bisa juga dari pohon aren (berwarna hitam). Dari bahan ini, banyak sekali pemanfaatannya. Mulai dari kerajinan, bahan mebel sampai bahan pelapis atap rumah. Nah, salah satu kegunaan kelud adalah dibikin menjadi sapu, sehingga disebut sapu kelud. Sapu jenis ini, selain manjur membersihkan lantai juga efektif membersihkan sawang (sarang laba-laba) atau bahkan untuk mengusir burung walet di langit-langit rumah. Kelud, ternyata tidak sekedar mampu menebar dan membikin kotor dengan abunya, namun sejatinya menyapu apa yang seharunya disapu, membersihkan apa yang seharusnya dibersihkan dan mengusir apa yang seharusnya diusir. Kelud, sejatinya menyadarkan kita. Bahwa semesta itu butuh keseimbangan. Jika satu pasak bumi (gunung) diganggu (eksploitasi berlebih) maka pasak yang lain ikut berguncang (butuh keseimbangan). Kelud, meyadarkan kita untuk bergiat membersihkan diri. Sebuah Refleksi dari runtuhnya bukit-bukit seribu pesisir Jawa bagian selatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H