Pelukan cemara dan debu membentang dilangit ciremai
Tak ada yang tau siluet berhamburan ditebas sketsa fotamorgana
Penguasa angkasa mengepak membuyarkan mega yang menyusun kesedihan petani
Siapa menyangka langit biru itu kering dan hampa bukankah ia srigala
Ombak dilautanpun tak sebuasnya
Hadiah ini ku persembahkan untuk pelantun nyanyian bisu pembawa dimensi
Lagu perdamaian terukir dalam kanvas khatulistiwa
Fajar kembali bercengkrama dengan gerombolan bangau utara
Kita menginjak kembali mereka meronta kembali
Ini lucu di zaman penuh pembantaian penuh kepalsuan penuh urat murilit aku menemukanmu diantara bumi dan langit siliwangi
Kini raja hari mencubit rusukku yang malam tadi ku semir zaitun