Lihat ke Halaman Asli

Alangkah

Diperbarui: 26 September 2024   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pelukan cemara dan debu membentang dilangit ciremai

Tak ada yang tau siluet berhamburan ditebas sketsa fotamorgana

Penguasa angkasa mengepak membuyarkan mega yang menyusun kesedihan petani

Siapa menyangka langit biru itu kering dan hampa bukankah ia srigala

Ombak dilautanpun tak sebuasnya

Hadiah ini ku persembahkan untuk pelantun nyanyian bisu pembawa dimensi

Lagu perdamaian terukir dalam kanvas khatulistiwa

Fajar kembali bercengkrama dengan gerombolan bangau utara

Kita menginjak kembali mereka meronta kembali

Ini lucu di zaman penuh pembantaian penuh kepalsuan penuh urat murilit aku menemukanmu diantara bumi dan langit siliwangi

Kini raja hari mencubit rusukku yang malam tadi ku semir zaitun

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline