Trump Buka Pintu dengan Menetapkan Houthi sebagai Organisasi Teroris Asing
Presiden AS Donald Trump telah menetapkan kembali Houthi Yaman sebagai "Organisasi Teroris Asing" atas serangan mereka terhadap pengiriman barang di Laut Merah dan Israel yang terkait dengan perang Gaza.
"Aktivitas Houthi mengancam keamanan warga sipil dan personel AS di middle-east, keselamatan mitra regional terdekat AS, dan stabilitas perdagangan maritim global," kata sebuah perintah Trump.
Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) harus memutuskan hubungan dengan mitra yang membayar entitas Houthi atau yang "mengkritik upaya untuk melawan" kelompok yang didukung Iran ini, yang dapat mempengaruhi organisasi kemanusiaan.
Kelompok Houthi berpropaganda tindakan tersebut menargetkan "seluruh penduduk" Yaman atas dukungan mereka terhadap Arab-Palestina.
Sejumlah provokator dari entitas negara maupun ormas ganas di sekitar kawasan menuding "penunjukan AS tersebut mencerminkan tingkat bias dunia barat terhadap entitas Zionis yang merampas kekuasaan," sebuah pernyataan yang pastinya mengacu pada Israel.
Mantan Presiden AS Joe Biden telah mencabut penetapan Organisasi Teroris Asing (FTO) pada tahun 2021, dengan alasan perlunya meringankan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, yaitu Yaman.
Yaman telah hancur oleh perang saudara yang meningkat 10 tahun lalu, ketika Houthi merebut kendali wilayah barat laut negara itu dari pemerintah yang diakui internasional. Koalisi pimpinan Saudi yang didukung oleh AS campur tangan dalam upaya memulihkan kekuasaannya.
Pertempuran tersebut dilaporkan telah menewaskan lebih dari 150.000 orang dan memicu bencana kemanusiaan, dengan 4,8 juta orang mengungsi dan 19,5 juta - setengah dari populasi - membutuhkan beberapa bentuk bantuan.
Meskipun situasinya horrific, Biden kembali memasukkan Houthi ke dalam daftar Teroris Global yang ditunjuk Khusus - tidak seberat FTO - Januari lalu atas serangan mereka terhadap logistic atau pengiriman global dan Israel, yang terkait dengan perang di Gaza.