Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Selamat Jalan Pulang Kampung Presiden Joko Widodo

Diperbarui: 3 Oktober 2024   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat Jalan Pulang Kampung Mr Presiden. (Sumber : kai.or.id).

Selamat Jalan Pulang Kampung Presiden Joko Widodo

Ibarat ombak menampar pantai. Indonesia yang tadinya bergelombang besar pada Pilpres lalu dan Pasca Pilpres kini jelang pergantian estafet kekuasaan dari Presiden Jokowi ke Presiden terpilih 2024 Prabowo Soebianto 20 Oktober yad, gelombang besar tadi kini hanya tinggal riak-riaknya saja, dan itu normal menurut kamus politik nusantara.

Analogi tersebut mencerminkan dinamika politik Indonesia yang berfluktuasi, dari ketegangan politik besar saat Pilpres hingga peralihan kekuasaan yang cenderung lebih tenang.

Fenomena ini dapat dijelaskan melalui beberapa aspek yang khas dalam politik Indonesia.

Pilpres selalu membawa gelombang besar persaingan politik dan ketegangan di masyarakat. Namun, setelah hasilnya diputuskan dan presiden terpilih ditetapkan, biasanya terjadi proses normalisasi. Masyarakat mulai menerima hasil, terutama dengan adanya transisi kekuasaan yang lebih terstruktur dan diatur oleh konstitusi. Riak-riak kecil yang tersisa adalah bagian dari dinamika yang wajar, seperti ketidakpuasan beberapa pihak atau proses adaptasi dari kubu yang kalah.

Dalam sejarah politik Indonesia, pergantian kekuasaan sering diwarnai dengan pola "memanas dan mendingin." Gelombang besar saat pemilu umumnya dipicu oleh mobilisasi massa, persaingan partai, dan agenda politik yang intens. Namun, setelah pemimpin baru terpilih, fokus beralih ke stabilitas dan pemerintahan yang efektif. Ini adalah pola umum dalam politik nusantara yang menghargai keselarasan dan konsensus, meskipun diwarnai oleh riak politik di sana-sini.

Selama dua periode kepemimpinan Jokowi, pemerintahannya dikenal dengan pendekatan yang stabil dan pembangunan yang berkelanjutan. Meski ada perbedaan ideologis dan tekanan politik, Jokowi berhasil menjaga keseimbangan dan konsistensi dalam kebijakan, sehingga peralihan kekuasaan tidak lagi menghadapi ancaman besar. Ini juga mengurangi potensi ketegangan besar saat proses suksesi, sehingga riak-riak politik yang tersisa lebih merupakan sisa-sisa dari polarisasi Pilpres sebelumnya.

Jika transisi dari Jokowi ke Prabowo berjalan tanpa konflik signifikan, ini menunjukkan adanya kedewasaan politik, baik dari elite politik maupun masyarakat. Ketika masyarakat sudah terbiasa dengan siklus lima tahunan pemilu, ketegangan yang sebelumnya besar akhirnya memudar seiring waktu. Prabowo juga, meskipun pernah menjadi tokoh oposisi kuat, telah berhasil membangun citra sebagai tokoh yang bisa diterima lintas kelompok, khususnya dengan pendekatan rekonsiliatif yang diambil sejak bergabung dalam pemerintahan Jokowi.

Gelombang besar yang sebelumnya terjadi mungkin juga diakibatkan oleh ketidakpastian mengenai masa depan politik Indonesia. Namun, dengan adanya peralihan kekuasaan yang relatif mulus, fokus beralih ke upaya menjaga kesinambungan pemerintahan. Langkah-langkah transisi yang dikelola dengan baik -  seperti pembentukan kabinet yang inklusif dan stabilitas kebijakan - dapat menenangkan ketegangan yang sebelumnya meluap-luap.

Dengan kata lain, riak-riak politik yang tersisa adalah hal yang wajar dalam setiap demokrasi, namun intensitasnya cenderung lebih kecil karena pergantian kekuasaan berjalan sesuai dengan harapan dan norma politik Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline