Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Menilik Kasus Perundungan di Binus School

Diperbarui: 18 September 2024   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para siswa yang berprestasi selalu ditampilkan di Binus School. (Sumber : simprug.binus.sch.id).

Menilik Kasus Perundungan di Binus School

Binus School adalah salah satu sekolah swasta yang cukup terkenal dan memiliki reputasi baik di Indonesia. Binus terkenal akan kualitas pendidikannya yang baik. Tak heran Binus menjadi pilihan bagi orangtua yang ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak mereka.

Binus School banyak mengadopsi kurikulum internasional seperti Cambridge atau IB, yang memberikan siswa pemahaman yang lebih luas tentang berbagai mata pelajaran dan mempersiapkan mereka untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi di luar negeri.

Selain mengejar prestasi akademik, Binus School juga menekankan pentingnya pengembangan karakter siswa, seperti kepemimpinan, kreativitas, dan kerjasama tim.

Binus memiliki jaringan yang luas, baik dengan sekolah-sekolah lain di dalam maupun di luar negeri, maupun dengan berbagai universitas ternama. Hal ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk melanjutkan studi atau bertukar pelajar.

Galau

Binus yang sudah cukup lama naik daun itu, sekarang ini tengah galau dihantam kasus perundungan di Binus bilangan Simprug yang sebetulnya kejadiannya sudah cukup lama yaitu Januari lalu saat dilakukan Mosma.

Kasus yang digaungkan sebagai kasus perundungan ini menjadi sorotan publik belakangan ini. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa kasus ini baru mencuat sekarang.

Setelah sekian lama mengalami perundungan, korban boleh jadi baru merasa aman atau memiliki dukungan yang cukup untuk melaporkan kejadian tersebut. Proses pemulihan emosional dan psikologis setelah menjadi korban perundungan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Kemungkinan besar, korban mengalami tekanan dari berbagai pihak, baik dari pelaku maupun lingkungan sekolah, yang membuatnya enggan untuk melaporkan kejadian tersebut. Namun, dengan adanya dukungan dari keluarga, teman, atau pihak luar, korban akhirnya merasa berani untuk berbicara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline