Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Pasca Haniyeh Israel Semakin Mendekati Kepala Ular di Teheran

Diperbarui: 31 Juli 2024   18:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ismail Haniyeh dan Fuad Shukr. (Sumber : news18.com).

Pasca Haniyeh Israel Semakin Mendekati Kepala Ular di Teheran

Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, telah tewas akibat serangan udara di Teheran pada dini hari Rabu pagi, beberapa jam setelah Israel mengklaim telah membunuh Fuad Shukr seorang komandan tinggi Hizbullah di Beirut.

Berbagai media dunia mengutip Hamas yang menyalahkan Israel atas kematian Haniyeh, yang oleh seorang pejabat digambarkan sebagai "eskalasi serius". Hamas mengatakan Haniyeh menjadi sasaran di "kediamannya di Teheran, setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden baru Iran".

Pembunuhan ganda tersebut merupakan pukulan berat bagi Hamas dan Hizbullah, tetapi juga meningkatkan pertaruhan bagi Iran, yang mendukung kedua kelompok tersebut. Pembunuhan kedua petinggi proksi itu memicu kekhawatiran perang di Gaza dapat berubah menjadi konflik regional yang lebih luas.

Dewan keamanan tinggi Iran bertemu pada Rabu pagi untuk membahas tanggapan negara terhadap pembunuhan itu, demikian laporan Reuters.

Militer Israel menolak berkomentar mengenai kematian Haniyeh. Israel telah bersumpah untuk membunuh semua pemimpin Hamas setelah serangan 7 Oktober dan badan intelijennya memiliki sejarah melakukan serangan rahasia di dalam wilayah Iran, yang sebagian besar menargetkan ilmuwan nuklir Iran.

Pembunuhan Haniyeh adalah "eskalasi serius yang tidak akan mencapai tujuannya", kata petinggi Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.

Pembunuhan para pemimpin Hamas di masa lalu sudah cukup banyak, termasuk mentor Haniyeh, Ahmed Yassin pada tahun 2004, dan Haniyeh tidak memimpin operasi lapangan di Gaza, setelah meninggalkan pengasingannya pada tahun 2019.

Pejuang Hamas di Gaza dipimpin oleh Yahya Sinwar, yang diduga dalang serangan 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 250 lainnya disandera.

Para pejabat AS selama berbulan-bulan telah memimpin upaya diplomatik global untuk mencegah perang di Gaza meningkat menjadi konflik regional yang lebih luas, bahkan lebih berbahaya. Belum lama ini AS mendorong setidaknya gencatan senjata sementara dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza, dimana perang Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan hampir 40.000 warga Arab-Palestina dan melukai lebih dari 90.000 orang, versi otoritas kesehatan di Gaza.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline