Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Taman Singha Merjosari Malang

Diperbarui: 20 Juni 2024   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang gadis cilik mencoba olahraga jalan cepat ala orang dewasa di Taman Singha Merjosari Malang. (Foto: Parlin Pakpahan.)

Dolan-dolan sehat pagi ini yang dekat dari rumah saja, yaitu ke Taman Singha Merjosari. Ini adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH) hasil pembangunan P2KH pada tahun 2012 dan P2KH 2013. 

Taman seluas 29.012 meter persegi ini menawarkan tempat yang nyaman bagi keluarga, pasangan sejoli dan perorangan untuk menikmati waktu bersama.

Pagi ini saya mencoba berolah raga menggunakan alat olahraga pabrikan seperti jalan cepat, sit-up, menahan beban dan menjaga stabilitas otot lengan. Peralatannya lumayan, hanya sayang setelah sekian lama terinstal disitu dan dipakai orang banyak, terkesan kuat alat kebugaran itu kurang terawat.

Dikelilingi pepohonan rindang yang menyejukkan suasana, di Taman Singha itu tersedia cukup banyak gazebo yang bisa dimanfaatkan untuk menikmati waktu bersama keluarga. Bahkan, gazebo tersebut seringkali digunakan sebagai tempat makan bersama dan bercengkerama keluarga yang datang berkunjung.

Taman Singha Merjosari Malang. (Foto: Parlin Pakpahan.)

Beberapa fasilitas yang tersedia di tempat ini, seperti alat kebugaran yang saya pakai tadi, bisa digunakan dengan bebas oleh warga sekitar. Tapi untuk toilet umum sebaiknya ditambahi penerangan dan dijaga kebersihannya.

Setelah beberapa kali ke sini, perawatan taman ini terasa masih kurang. Petugas tukang bersih-bersih taman hanya terlihat 1-2 orang saja, tak sebanding dengan luas taman yang akan dibersihkan. Ini tidak tepat. 

Peralatan kebugaran yang dicangkokkan pabrikan ke taman itu seperti alat untuk sit-up, alat untuk berjalan cepat dan alat untuk lari-lari di tempat, termasuk alat untuk mengembangkan otot lengan sebagiannya sudah rusak. Ini jelas menunjukkan ketidakpedulian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) selaku pengelola taman yang harus bertanggungjawab untuk itu. 

Seharusnya pengawasan dan perawatan taman didelegasikan kepada pihak kelurahan Merjosari agar Lurah yang bersangkutan memilih aparatnya sendiri yang bertanggungjawab untuk merawat peralatan kebugaran itu, termasuk tanaman yang ada di taman.

Petugas kebersihan yang terbatas dan tidak sebanding dengan luas taman mengakibatkan taman terlihat kotor; juga terlihat kurangnya kontrol terhadap vandalisme, seperti coretan di tembok dan gazebo; perawatan tanaman pun kurang maksimal, beberapa tanaman tampak layu dan mati; peralatan kebugaran, boleh dikatakan hampir separuhnya, seperti alat jalan cepat, alat pengembangan otot lengan sudah rusak dan tidak dapat digunakan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline