Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Pilihlah Pola Makan Terbaik Sesuai Preferensi Pribadi

Diperbarui: 29 Januari 2024   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman super sehat "Pseudograin" Quinoa di Peru. Foto : worldatlas.com

Pilihlah Pola Makan Terbaik Sesuai Preferensi Pribadi

Kesehatan otak tidak terlepas dari status kesehatan tubuh secara umum, dan segala upaya yang mengarah pada kesehatan fisik yang baik dan terjaga secara keseluruhan akan bermanfaat bagi otak.

Tidak mengherankan, kepatuhan terhadap pola makan ala Barat yang kaya lemak jenuh, karbohidrat olahan, dan kepadatan kalori tinggi yang dikombinasikan dengan perilaku makan berlebihan, yang berujung pada penyakit gaya hidup, juga merupakan faktor risiko yang mengganggu kinerja dan kesehatan otak. Efek langsung dari jenis diet ini pada otak manusia telah ditunjukkan pada volume hipokampus yang penting untuk memori dan kognisi.

Pada masa dewasa, fungsi otak dipengaruhi oleh gangguan metabolisme seperti obesitas dan diabetes tipe 2 (T2D). Hasil studi kohort di Australia, berdasarkan data demografi, menunjukkan bahwa - bergantung pada tren obesitas pada usia paruh baya saat ini - demensia akan meningkat lebih dari yang diperkirakan di masa yang akan datang. Penderita diabetes mempunyai risiko lebih tinggi terkena penyakit Alzheimer (AD), dan obesitas, yang merupakan salah satu faktor risiko T2D, berhubungan dengan gangguan mood dan kognitif.

Penjelasan terbaik untuk hubungan antara kesehatan otak dan pola makan ala Barat yang kaya lemak jenuh, karbohidrat olahan, dan kepadatan kalori tinggi dapat dikaitkan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan otak secara langsung.

Diet tinggi lemak jenuh dan karbohidrat olahan dapat menyebabkan peningkatan tingkat inflamasi dan oksidatif stress dalam tubuh. Inflamasi kronis dapat merusak sel-sel saraf dan jaringan otak, menyebabkan gangguan fungsi kognitif.

Pola makan tinggi lemak dan karbohidrat olahan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang terkait dengan penurunan sensitivitas insulin. Resistensi insulin dapat berkontribusi pada perubahan struktural dan fungsional otak, termasuk gangguan memori.

Diet tinggi lemak dan karbohidrat olahan dapat mempengaruhi produksi neurotransmitter, zat kimia otak yang penting untuk komunikasi sel-sel saraf. Gangguan dalam neurotransmitter dapat mempengaruhi mood, konsentrasi, dan fungsi kognitif.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang tidak sehat dapat berkontribusi pada penurunan volume hipokampus. Hipokampus memiliki peran kunci dalam pembentukan memori dan fungsi kognitif, sehingga penurunan volumenya dapat terkait dengan penurunan kinerja kognitif.

Pola makan ala Barat seringkali terkait dengan obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Semua ini memiliki dampak negatif pada kesehatan otak, meningkatkan risiko gangguan neurologis dan menurunkan fungsi kognitif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline