Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Pilgrimage dan Percikan Ilahi dalam Diri Kita

Diperbarui: 27 Januari 2024   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lukisan Leonardo da Vinci "Tuhan menciptakan manusia. Tuhan dan manusia terhubung sangat dekat". Foto : dannykittinger.com

Pilgrimage dan Percikan Ilahi dalam Diri Kita

Dalam hidup ini, semua arketipe, khususnya arketipe ziarah dianggap menarik. Hal ini tampak jelas bagi peziarah Kristen ke Betlehem dan Yerusalem, jamaah haji Muslim ke Mekah dst.

Dorongan untuk pergi dan mengembara -- untuk terhubung, untuk melengkapi diri sendiri, untuk menyembuhkan luka -- sudah setua usia manusia itu sendiri. Ini tentu saja menjadi tema yang berkelanjutan dalam hidup kita.

Namun ziarah kita yang sesungguhnya adalah interior. Jika seorang peziarah didefinisikan sebagai "seseorang yang melakukan perjalanan ke suatu tempat suci karena alasan agama," maka bagi peziarah yang berjalan di sebuah kota katakanlah Bandung atau Tarutung, orang dimaksud tidak akan pernah meninggalkan rumahnya.

Anda bisa menjadi peziarah di lingkungan anda sendiri, berjalan-jalan, mengagumi keindahan bunga dan burung, berdoa. Anda bisa menjadi peziarah di antara keluarga dan teman-teman anda, seperti memberi salam, berbagi roti, membuka hati kepada semua orang yang anda temui di jalan.

Meskipun semua orang dipanggil untuk berziarah, hanya sedikit yang bisa atau mau pergi.

Pilgrimage atau Ziarah adalah suatu perjalanan spiritual yang lebih dalam dan lebih personal, bukan hanya sebatas perjalanan fisik ke tempat-tempat suci.

Ziarah yang sesungguhnya adalah perjalanan ke dalam diri sendiri. Melalui refleksi dan kontemplasi, seseorang dapat menemukan makna hidup dan menggali ke dalam dimensi spiritualnya. Ini adalah panggilan untuk menjalani perjalanan bathin, memahami diri sendiri, dan mencari hubungan yang lebih dalam dengan keilahian.

Berjalan-jalan di lingkungan sekitar, menikmati keindahan alam, dan memuji ciptaan Tuhan mengajarkan kita untuk menghargai keindahan yang ada di sekitar kita. Dalam setiap bunga dan burung, terdapat keajaiban yang mencerminkan kehadiran Ilahi, dan dengan itu, kita dapat merasa terhubung dengan keilahian.

Ziarah di antara keluarga dan teman-teman mencerminkan pentingnya hubungan sosial dan kebersamaan dalam kehidupan. Memberi salam, berbagi makanan, dan membuka hati kepada sesama adalah cara untuk menghormati kehadiran Ilahi dalam setiap individu. Ini juga membangun komunitas yang didasarkan pada nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline