Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Mitos Si Raja Batak

Diperbarui: 3 Januari 2024   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patung Si Raja Batak. Foto : @halak_toba, twitter.com via ihwal.id

Mitos Si Raja Batak

Menelusuri literasi tentang asal-usul orang Batak tidaklah mudah. Ada memang sumber seperti MOP Siregar dalam karyanya Tuanku Rao.

Dalam buku Tuanku Rao MOP menyatakan asal-usul orang Batak itu adalah dari segitiga Laos, Birma dan Vietnam. Ini sudah dibantah para akhli termasuk Batakolog Dr. Uli Kozok. Sejarah asal-usul ini masih gelap sampai sekarang.

Asal-usul suku Batak adalah topik yang sering menjadi perdebatan dan masih belum sepenuhnya terpecahkan. Berbagai teori dan hipotesis telah diajukan, tetapi kesulitan dalam mengumpulkan bukti sejarah yang jelas membuat asal-usul suku Batak menjadi "gelap" dan kontroversial.

Pernyataan MOP asal-usul orang Batak berasal dari segitiga Laos, Birma, dan Vietnam merupakan satu dari banyak teori yang beredar. Sayang, teori-teori semacam ini seringkali tidak didukung oleh bukti arkeologis atau linguistik yang kuat.

Dr. Uli Kozok, yang mengkhususkan diri dalam bidang linguistik dan sastera Asia Tenggara, membantah teori tsb dengan dasar analisis linguistik. Studi linguistik sering menjadi sumber informasi penting dalam menentukan hubungan antarbudaya dan sejarah migrasi.

Beberapa faktor yang membuatnya rumit termasuk perpindahan manusia, perubahan bahasa, dan kurangnya catatan tertulis yang lengkap dari masa lalu.

Ketidakpastian mengenai asal-usul suku Batak menunjukkan kompleksitas sejarah manusia dan seringkali menyiratkan bahwa keberlanjutan penelitian dan kajian lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Yang pasti sebelum  kedatangan Belanda, istilah "Batak" adalah sebuah exonym (nama eksternal untuk suatu tempat, orang atau bahasa yang digunakan oleh orang asing dan bukan versi bahasa asli) yang digunakan oleh suku Aceh dan Melayu untuk merujuk pada penghuni di pedalaman yang tidak atau belum beragama Islam. Sementara istilah "Batak" sebelum zaman Belanda tidak pernah digunakan oleh penduduk Sumut sendiri.

Di dalam pustaha laklak atau buku dari kulit kayu dan juga di dalam naskah bambu tidak terdapat istilah "Batak".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline