Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Menyibak Fenomena Gen Z Gischa Debora Aritonang di Balik Konser Coldplay

Diperbarui: 21 November 2023   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si chantique Gischa Debora Aritonang (19  tahun) dalam sebuah pose di Polres Jakarta Pusat. Foto: liputan6.com

Menyibak Fenomena Gen Z Gischa Debora Aritonang di Balik Konser Coldplay

Rabu 15 Nopember ybl, band asal Inggeris Coldplay menggelar konser perdananya di Jakarta. Semula yang bakal melabrak konser itu adalah Novel Bamukmin dedengkot 212, dengan tudingan Band asal Inggeris itu mendukung LGBT yang melanggar syariah Islam.

Tapi berkat Sandiaga Uno, konser tetap berlangsung. Bagaimana cara Sandi membungkam Bamukmin dkk. Ntahlah. Tapi yang penting konser Coldplay berjalan lancar, bahkan beberapa waktu semasih di Jakarta, Chris Martin salah satu pemain Coldplay terlihat jalan sehat nyeker di pinggiran kali di Jakarta.

Asyik memang Coldplay, Namanya ja band idola generasi now, mulai dari  kalangan milenial hingga gen Z. Namun di luar dugaan konser itu cukup banyak memakan korban, karena adanya "penipuan tiket konser Coldplay". Itu terjadi jauh hari sebelumnya.

Penipu ulung itu ternyata masih muda-belia dan chantique lagi. Ia ternyata boru Batak (19 tahun) kelahiran rantau yi Gischa Debora Aritonang atau GDA. Sidik punya sidik Gischa si chantique bengal ini ternyata mahasiswa Fakultas Ekonomi kelas internasional Universitas Trisakti Jakarta.

Lepas dari tudingan pihak kampus bahwa ortu GDA juga terdampak lantaran ulah puterinya itu, yang pasti GDA bakal dijebloskan ke penjara atas dasar Pasal 378 KUHP tentang penipuan atau Pasal 372 KUHP tentang penggelapan dengan ancaman 4 tahun penjara.

Modus yang digunakan GDA menipu ratusan fans Coldplay yakni mengaku mendapatkan 39 tiket saat "war ticket" pada Mei 2023. Kemudian puluhan tiket itu dijual kepada para pembeli.

Bahwa ybs memiliki kedekatan atau sebagai perantara impresario. Itu adalah bohong. Gischa cukup lihai memainkan rangkaian kebohongan untuk meyakinkan para korban, demikian keterangan Polres Metro Jakarta Pusat.

Pihak kepolisian telah menyita sejumlah barang bermerek dalam kasus ini. Barang-barang mewah itu diduga dibeli dari hasil penipuan yang dilakukan oleh Gischa.

Berbagai barang branded atau bermerek diperkirakan dibeli sejak bulan Mei atau sejak GDA menerima uang pemesanan tiket. Total barang bukti ini kurang lebih Rp 600 juta, kata pihak Kepolisian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline