Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Mikro dan Makro Kosmos dalam Spiritualitas Kita

Diperbarui: 11 Agustus 2023   16:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat Pohon C.G.Jung. Foto: artishockrevista.com

Mikro dan Makro Kosmos dalam Spritualitas Kita

Berbeda dengan Cogito Ergo Sum-nya Rene Descartes, bahwa Akal-lah Yang Berdaulat, dan disitulah keberadaan kita, maka saya lebih memilih "Yang Maha-ada ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam dia".

Kita akan melihat keberadaan kita dari perspektif Mikro dan Makro Kosmos. Tentu kita tidak melihatnya habis-habisan seperti ilmuwan di Lembah Silicon AS misalnya. Cuilan-cuilan kecil saja yang kita ambil.

Dalam konteks Makro Kosmos, mengapa kita harus peduli dengan cincin Saturnus, peduli dengan planet merah Mars, peduli dengan bintang-bintang di langit dst.

Pikirkanlah jika tak ada alam semesta yang mengelilingi planet bumi ini, maka manusia akan memiliki sedikit alasan untuk memikirkan keberadaan mereka dan akan malas merenungkan realitas di luar diri mereka. Kita akan menutup diri, berbalik ke dalam, dan miskin dengan kreatifitas dan imajinasi.

Alih-alih, keberadaan Saturnus dan cincinnya menginspirasi kita untuk merenungkan tempat kita di alam semesta yang luas ini dan memikirkan mengapa kita ada disini. Kita diundang ke tempat khusus lainnya selain milik kita sendiri. Di sisi lain, dibandingkan dengan luasnya kosmos yang terus berkembang, kita merasa sangat kecil. Kita kemudian bertanya kepada diri kita sendiri : Apakah hidup kita yang sementara ini penting?

Kita sering kewalahan oleh pertanyaan-pertanyaan ini katakanlah ketika kita duduk sendirian di sebuah taman terbuka dan takjub betapa banyak hal yang terjadi di pentas mikroskopis dan makroskopis. Sebagai contoh, tangan kita yang dapat kita gerakkan dan gunakan sesuka hati kita untuk merasakan apa yang ada di sekitar kita.

Tangan adalah bagian dari tubuh kita, yang adalah "diri kita sendiri", yi "keberadaan" nyata kita yang tersusun dari materi dan menempati ruang di planet biru ini. Tubuh kita terdiri dari banyak organ, jaringan dan sel, dimana reaksi yang terjadi di situ berdatangan dari banyak molekul dan elemen, yang terdiri dari atom yang terus-menerus terlibat dalam pertukaran kovalen dan ion, yang tersusun dari proton, neutron dan elektron, bahkan dari partikel yang lebih kecil, seperti quark.

Dalam skala yang lebih besar, kita berpikir tentang ekosistem dan hubungan antara organisme hidup dan benda mati, estetika dan keindahan obyektif dalam persamaan dan angka, keseimbangan dan situasi yang stabil di alam semesta, evolusi, waktu, memori, ruang, black hole atau lubang hitam, galaksi .. Daftarnya bisa lebih panjang lagi. Bayangkan menyadari semuanya itu terjadi pada saat yang bersamaan. Pikiran kita pastilah meledak, kalaulah itu mesiu.

Semua kompleksitas yang terjadi di alam semesta ini membuat kita bertanya-tanya apakah semua yang kita lakukan, pikirkan dan rasakan dapat dijelaskan dengan obyektifitas murni dan kalaulah benar tidak ada "aku" subyektif yang mengambil keputusan. Apakah hubungan "cinta", misalnya, benar-benar otentik? Atau apakah itu hanya hormon dan proses evolusi yang bekerja?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline