Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Malang Flower Carnival 2023 di Destinasi Unggulan Kajoetangan Heritage

Diperbarui: 1 Agustus 2023   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelang pembukaan Malang Flower Carnival 2023 oleh Walikota Malang Sutiaji. Foto : Parlin Pakpahan.

Malang Flower Carnival 2023 di Destinasi Unggulan Kajoetangan Heritage

Malam Minggu 30 Juli ybl, iseng saya colek si bungsu saya Adrian Aurelius agar menemani ayahandanya ke Kajoetangan Heritage. Ada apa Bos, tanyanya. Itu tuh ada MFC atau Malang Flower Carnival 2023. Review dari beberapa media lokal se-Jatim sih katanya ada inovasi disini. Pokoknya yang semula biasa-biasa saja penyelenggaraannya di bilangan Ijen Besar, tapi khusus di Kajoetangan yang sudah sejak 2020 dipersiapkan sebagai destinasi unggulan wisata kota, tampilannya pasti beda. Kali ini peragaan busana dengan asesori bunga tentunya berangkat dari thema Ken Arok dan Ken Dedes. Okay, itu penyelenggaraannya. Tapi seperti apa keunggulannya destinasi itu, tanya Adrian lagi. Semua masih dalam proses nak, tapi yang pasti Kajoetangan itu pusat kota Malang, dan itu mulai dari simpang Lafayette hingga ke arah Toko Oen dan alun-alun merdeka sudah dibuat satu arah setelah pulau jalannya dipapas habis. Juga disitu terdapat bangunan-bangunan legacy wong Londo tempo doeloe. Sebagian besar sudah dipugar dan pemiliknya yang tidur selama ini dibangunkan kembali. Pokoknya colonial style-nya sudah diracik dengan unsur modern masa kini. O begitu. Okay, Adrian akan temenin Bapa kesana.

Turis mancanegara ada dalam kerumunan penonton Malang Flower Carnival 2023. Foto : Parlin Pakpahan.

Warga kota yang berbondong-bondong ke Kajoetangan

Turun di simpang Lafayette sore  jelang malam itu, kami langsung menyusuri Kajoetangan yang mulai dipadati warga kota dan para turis asing yang seharian tadi habis menjelajah Bromo, Kawi, Batu, Arjuno, hingga ke pantai selatan Sendang Biru. Pendeknya wisata jelajah alam. Khusus turis dari Londo, mereka rata-rata suka melihat situs peninggalan leluhur mereka disini, ntah itu bangunan atau bekas perkebunan Londo, ntah itu Perkebunan Tebu, Kopi atau Teh.

Benar prediksi media setempat, banyak warga kota berbondong-bondong ke Kajoetangan untuk katakanlah semacam refreshing bagi mereka yang selama ini didera pandemi Covid-19. Wabah edun itu baru saja berlalu. Kali ini warga kota Malang bisa tarik nafas sejenak dan mencoba suasana baru di Kajoetangan Heritage. Wajah mereka ceria. Anak-anak berlarian bebas. Ini semua sangat menyentuh, betapa wong cilik dapat menikmati suasana gembira di Kajoetangan Heritage dalam rangka MFC 2023.

Salah satu peserta MFC dengan tampilan glamour tapi tetap ergonomis. Foto : Adrian Aurelius Pakpahan. 

Legenda Ken Arok -- Ken Dedes

Setelah di venue utama tak jauh dari Telkom, Walikota Malang Sutiaji membuka secara resmi acara MFC malam itu. Arak-arakan festival pun mulai menggelosor dari titik nol yi Telkom hingga 500 meter di titik akhir yi dekat BNI 46.

Thema MFC adalah "The Magnificent of Arok Dedes". Ken Arok dan Ken Dedes adalah Raja dan permaisuri Singosari kuno tahun 1200-an. Pasangan legendaris itu boleh dikata adalah Raja Malang tempo doeloe. Boleh jadi semangat tempo doeloe di masa kejayaan Malang dan Jatim pada 1200-an dapat menginspirasi para peserta MFC.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline