Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Polemik Royalti Musik Ahmad Dhani Vs Once Mekel dan Implikasinya terhadap Dunia Kreatif

Diperbarui: 26 April 2023   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Achmad Dhani dan Once Mekel. Foto :  Nuvola Gloria, viva.co.id

Polemik Royalty Musik Achmad Dhani Vs Once Mekel dan Implikasinya Terhadap Dunia Kreatif

Percabangan seni itu banyak. Kita hanya tahu sedikit saja seperti seni musik, seni rupa (lukis, patung, instalasi dll), dan seni sastera khususnya puisi dan buku-buku novel dan roman. Selebihnya apabila diringkas dalam format modern adalah bidang seni rupa dan desain.

Di masa now segala sesuatu bisa jadi komoditas sejauh dihasilkan secara kreatif, terlebih dunia industri modern sekarang sudah ber-IT semakin canggih. Pendeknya, seni rupa, seni murni dan desain masa kini adalah dunia kreatif yang menjanjikan cuan berlimpah.

Para pembuat konten kreatif bisa waw hidupnya sejauh profesional dan pandai memanage hak ciptanya, misalnya perancang busana seperti Anne Avantie, Merdi Sihombing dll, pencipta lagu seperti Achmad Dhani, Chrisye dll, pencipta desain untuk sepatu Nike dan Adidas, pencipta desain komunikasi audio visual untuk berbagai advertensi modern sekarang nggak food and beverages, nggak perhotelan, nggak produk kreatif sebangsa arang dari tempurung kelapa dll. Sebaliknya, apabila para kreator ini tak terprotect, mereka bisa ngusruk ke comberan sejauh masa bodoh dan tak mau tahu dengan legal approach untuk melindungi karya ciptanya.

Gegeran Once Vs Achmad Dhani di jagat musik Indonesia bukanlah hal yang aneh. Mengapa? Masalah cuan dari karya cipta itu sendiri tentunya, apalagi kalau karya cipta itu ngehits, dan selalu saja enak di kuping sampai kapanpun. Yang disoal disini adalah royalti atau cuan atau imbalan yang harus mengalir tidak hanya kepada vokalis saja, tapi juga kepada penciptanya, termasuk kepada lembaga yang mengelolanya.

Once dan Dhani berselisih setidaknya sejak Pebruari lalu, ketika Dewa 19 menggelar konser tunggal di JIS, Jakarta. Dari urusan internal keduanya, isu ini jadi melebar secara nasional sampai-sampai dimediasi oleh Kemenkumham.

Polemik ini sangatlah bagus baik untuk membuka cakrawala komunitas seni itu sendiri maupun untuk publik luas. Meski ribut dan heboh dalam pemberitaan, Dhani dan Once akan tetap berkawan. Bagaimanapun, yang disoal hanyalah masalah bisnis tak kurang tak lebih.

Pada Selasa 18 April ybl, barisan musisi atau pencipta lagu yang tergabung dalam Wahana Musik Indonesia (WAMI) menyambangi Kemenkumham untuk berdiskusi dan meminta solusi atas kisruh soal royalti musik. Deretan musisi yang hadir saat itu al Ahmad Dhani, Piyu, Rika Roeslan, Badai, Dedi Chasmala, Posan Tobing, Pika Iskandar, Dee Lestari, Anji dan Once.

Sementara ini mereka mendapatkan solusi berupa Focus Group Discussion (FGD) khusus membahas royalti musik.

Masih banyak hal yang perlu diluruskan dalam pelaksanaan UU Hak Cipta No 28/2018, seperti tata laksana pemungutan royalty. Dalam forum FGD, saya pikir perlu diundang para stakeholder dan tentunya para pencipta lagu dan aneka kreator lainnya dalam format seni rupa dan desain. Dalam forum ini dapat dibahas pasal-pasal hukum yang masih terasa abu-abu pelaksanaannya dalam ekonomi kreatif sekarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline