Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Kekuatan Mimetik dalam Everyday Life

Diperbarui: 4 Februari 2023   16:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mediator keinginan kita dalam sketsa. Foto : psyche.co

Kekuatan Mimetik Dalam Everyday Life

"Envy" atau rasa tidak puas atau rasa ingin memiliki atau cemburu atas keberuntungan orang lain adalah kesalahan yang paling sedikit diakui, namun itulah item terburuk yang ada dalam diri kita. Ini sangat penting artinya dalam kondisi manusia dimana "covetousness" atau keinginan yang berlebihan, terutama untuk kekayaan dan harta benda. Itu semua mendorong kita menjadi tamak.

Tetangga dan sesama dalam komunitas di sekitar kita. Itu penting. Kita mungkin akan lebih memperhatikan kehidupan dan kekayaan tetangga terdekat kita. Disitulah letak bahayanya.

Siapa yang akan dicemburui? Erick Thohir-kah, Hotman Paris-kah atau pesohor seperti Nikita Mirzani yang hanya modal sekadar talking tapi koq bisa kaya begitu. Atau orang yang bekerja di bidang pekerjaan yang sama dengan kita, atau berlatar belakang yang sama dengan kita, tapi wow tambahan pendapatannya sekitar 100 jutaan sebulannya, karena tampaknya selalu menikmati liburan yang lebih baik.

Kita belum memahami sepenuhnya implikasi medsos atau media sosial sebagai mesin keinginan -- terutama kecemburuan -- dengan cara seperti ini. Medsos kini telah menempatkan kita semua dalam posisi tidak biasa yang tiba-tiba menjadi tetangga bagi hampir semua orang di dunia.

Kekuatan medsos sangatlah menggoda. Ia mendapatkan "dopamine" dari notifikasi medsos itu sendiri. Dopamine adalah salah satu  "neurotransmitter". Tubuh yang membuatnya, dan sistem syaraf kita menggunakannya untuk mengirim pesan di antara sel-sel syaraf. Sering disebut sebagai pesan kimia. Dopamine berperan mengaduk-aduk bagaimana kita merasakan kesenangan.

Keinginan mimetik ini kuat karena dipengaruhi rasa iri, penuh nafsu. Begitu di luar rumah, tak ada orang yang tak terpengaruh olehnya.

Masalah Mimetik

Mimesis adalah imitasi, ilusi. Kata asal Yunani ini berarti imitasi atau menyalin atau meng-copy. Plato dan Aristoteles menggunakan istilah mimesis sebagai representasi ulang alam.

Penemu mimesis dalam kehidupan masa kini adalah Rene Girard, seorang filsuf asal Perancis sekaligus Antropolog (yang banyak menyoroti Polymath), pakar Renesans, Historian dll. Keinginan mimesis, menurut Girard, adalah sebuah gagasan bahwa manusia adalah makhluk paling sosial dan dengan demikian adalah makhluk imitatif yang menyalin atau mengikuti model atau contoh yang sudah ada sebelumnya di dunia. Manusia tidak menginginkan sesuatu secara mandiri, tetapi cenderung meniru keinginan orang lain. Seseorang meniru orang lain, nyata ataupun fiksi, yang bertindak sebagai (biasanya di bawah sadar) model keinginan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline