Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Israel Terjepit Temple Mount dan Terorisme

Diperbarui: 30 Januari 2023   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Clash di Temple Mount. Foto : businessinsider.com

Israel Terjepit Temple Mount dan Terorisme

Pasukan Israel pada Kamis 19 Januari ybl menewaskan sedikitnya sembilan warga Arab Palestina, termasuk korban peluru nyasar yi seorang perempuan tua.

Kekerasan itu terjadi di kamp pengungsi Jenin di tepi barat utara, sebuah kota yang telah cukup lama menjadi kubu militan Arab Palestina dan sering menjadi target serangan Israel selama hampir setahun ini.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tentara dan satuan khusus anti-teror menggerebek kamp pengungsi Jenin untuk menangkap "regu teror" milik Jihad Islam, sebuah kelompok bersenjata Arab Palestina. Baku tembak pun terjadi antara pasukan Israel dan anggota pasukan JI atau Jihad Islam.

Militer Israel mengatakan mereka menggerebek kamp pengungsi itu sebagai tindakan untuk menggagalkan "bakal serangan besar" oleh militan JI. Operasi yang sukses besar itu didasarkan pada "informasi intelijen yang tepat" yang diberikan oleh badan keamanan internal Shin Bet, sehingga satuan khusus anti teror Israel berhasil menyapu kaum militan di salah satu gedung di kamp Jenin.

Tindakan yang katakanlah kata pengantar pemerintah sayap kanan Benyamin Netanyahu itu - baru Desember tahun lalu dikukuhkan kabinetnya - langsung disambut aksi teror yang memakan korban 7 jiwa dan belasan luka-luka di kota tua Yerusalem. Teroris Arab Palestina itu menembak mati tujuh orang di dekat sebuah sinagoga di Yerusalem Timur sebelum akhirnya ditembak mati petugas. Menyusul pada hari Sabtu, seorang Arab Palestina menembak dan melukai dua orang Israel di lingkungan Arab Palestina di Silwan, dekat kota tua Yerusalem.

Hamas, dengan orkes radikalnya, seperti biasa langsung meluncurkan sejumlah roket dari Gaza. Meski semuanya berhasil dihadang sistem pertahanan Iron Dome, tapi tak urung beberapa saat kemudian IAF melancarkan pengeboman presisi ke sarang roket teror Hamas di Gaza.

Juga tak mengejutkan melihat warga Arab Palestina merayakan terbunuhnya warga Israel tsb. Dan seperti biasa koor pemimpin Otoritas Arab Palestina dan Hamas yang kemudian diikuti sejumlah pemimpin Arab mulai berkumandang lantang di angkasa middle-east dan dunia. Seperti biasa jugalah teriakannya yi tentang status Temple Mount di kota tua dan tentang perlunya DK PBB bertindak tegas terhadap Israel. Lagu terklasik di antaranya adalah meniadakan Israel atau sekurangnya membuat Israel mundur dari Yerusalem.

Salah satu pemicu ketegangan adalah unsur-unsur sayap kanan dalam pemerintah baru Israel. Pemerintahan Benyamin Netanyahu telah memperkecil kemungkinan Israel berkompromi atas masalah Arab Palestina. Pemicu lainnya adalah banyak orang Arab Palestina khawatir terjalinnya hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab sebagai follow-up Abraham Accord akan semakin meminggirkan masalah Arab Palestina.

Radikalisme yang selalu berujung aksi teror ini sesungguhnya bukan barang baru di middle-east. Di zaman Ottoman (Turki), main hakim sendiri dibebaskan oleh pemerintah kolonial Turki. Orang Arab tak pernah lepas dari pemimpin-pemimpin suku yang sudah berperang satu sama lain sejak Islam lahir bahkan jauh sebelum itu. Lihat Lawrence of Arabia seorang pamen British Army yang piawai menggunakan kepala-kepala suku sebagai sekutunya dalam mengenyahkan Turki dari tanah Israel yang kebablasan disebut sebagai Palestina sampai sekarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline