Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Gagalnya Upaya Perdamaian Russia-Ukraina Baru Saja Hanya Berarti Ukraina akan Segera Didemiliterisasi Sepenuhnya

Diperbarui: 1 Maret 2022   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konvoi tentara Russia sepanjang kl 30 Km menuju Kiev. Foto :  AFP Via MaxarTech.

Gagalnya Upaya perdamaian Russia-Ukraina Baru Saja Hanya Berarti Ukraina Akan Segera Didemiliterisasi Sepenuhnya

Banyak negara, termasuk China, telah menuntut pembicaraan damai antara Russia dan Ukraina dan Presiden China Xi Jinping telah berinisiatif untuk mempromosikan masalah tsb. Hal itu disambut baik dalam situasi perang. Russia setuju untuk bernegosiasi, mengajukan persyaratannya sendiri dan mengirim delegasi.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah memerintahkan gencatan senjata sementara di garis depan untuk memfasilitasi negosiasi. Di pihak Ukraina, setelah ragu-ragu berulang kali, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy setuju, menolak, setuju dan menolak lagi, dan akhirnya memutuskan untuk menolak pembicaraan damai karena dia tidak dapat menerima persyaratan Russia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pasukan Russia telah mengintensifkan penembakan di Ukraina, menyebutnya sebagai upaya untuk memaksa pemerintahnya membuat konsesi selama pembicaraan yang diadakan Senin 28 Pebruari ybl.

Dalam pidato video Senin malam, Zelenskyy mengatakan bahwa pembicaraan berlangsung di tengah dentuman bom dan penembakan di wilayah kami, di kota-kota kami. Sinkronisasi penembakan dengan proses negosiasi sudah jelas. Saya yakin Russia mencoba menekan Ukraina dengan cara seperti itu.

Tentang pembicaraan damai itu sendiri, Zelenskyy tidak memberikan rinciannya. Dia hanya mengatakan Ukraina tidak siap untuk membuat konsesi ketika satu pihak malah gencar memukul dengan artileri roket.

Finishing Invasi Ukraina

Gagalnya perundingan damai itu hanya berarti Ukraina akan segera didemiliterisasi atau untuk gampangnya dilucuti, yang berarti harus menyerahkan kemerdekaannya kepada Russia.

Putin kemudian memerintahkan tentara Russia untuk mempercepat serangan ke Ukraina. Konvoi besar tentara Russia pun semakin mendekati Kiev. Pepatah Militer Romawi pun terjadi sudah yi "Si Vis Pacem Para Bellum" : If You Want Peace Prepare for War!

Mengawali semuanya itu, pada hari Selasa 1 Maret 2022 The Guardian memberitakan lebih dari 70 tentara Ukraina tewas di sebuah pangkalan militer di Okhtyrka. Dmytro Zhyvytskyy, kepala wilayah tsb, memposting foto-foto dari sebuah reruntuhan bangunan empat lantai di Okhtyrka yang terletak di oblast Sumy antara Kharkiv dan Kiev. Tim penyelamat tampak menjelajahi puing-puing untuk mencari korban yang selamat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline