Russia Gempur Ukraina Dalam Tone Perang Terbatas
Awal pekan ini, Presiden Russia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan republik Donetsk dan Lugansk yang memproklamirkan diri setelah lonjakan baru dalam kekerasan oleh pasukan Kiev.
Presiden Russia Vladimir Putin telah menyampaikan pidato nasionalnya Kamis pagi 24 Pebr' ybl, seraya mengarahkan pasukan Russia melakukan operasi khusus di wilayah Donbass untuk melindungi orang-orang yang telah menghadapi genosida yang dilakukan oleh rezim Kiev selama delapan tahun.
"Untuk tujuan ini, kami akan berusaha untuk mendemiliterisasi dan mendenazifikasi Ukraina, serta mengadili mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap warga sipil, termasuk terhadap warga Federasi Rusia", demikian pernyataan Putin.
Russia tentu telah memperhitungkan segala kemungkinan dalam keputusannya unruk menggempur Ukraina yang sudah cukup lama berselingkuh dengan dunia Barat dan Nato. Perang ini pastinya high cost dan karenanya harus tepat waktu dalam mencapai tujuannya.
Kalau Israel yang dikepung banyak musuh berpendapat paling lama mereka berperang kl 3 bulan karena keterbatasan sumberdaya baik dana maupun manusia, maka Russia yang adalah adidaya tentu akan mampu lebih lama sedikit dari itu.
Tapi betapapun adidaya seperti Russia pada zaman now tidaklah mungkin melama-lamakan perang. Maka paling tidak awal Maret yad setidaknya pada 3 Maret 2022 perang ini sudah ending dan tujuan yang diinginkan Russia tercapai.
Mengapa seyakin itu Russia? Faktor penggentar bagi Nato dan siapapun yang akan mencampurinya telah digelar bukan hanya pada saat ribut Ukraina mengudara beberapa hari sebelum Russia menggempur Ukraina. Silo balistik di seantero Russia sudah lama siap.
Di medan laga Syria missile S-400 Russia sudah beberapa kali unjuk kinerja betapa Israel dengan pesawat tercanggih versi AS yang dimilikinya sekalipun tak sanggup menghadapi missile siluman itu.
Dan terakhir para jenderal Russia sudah berada di ruang kendali tempur, hanya tinggal klak klik kemana serangan missile canggih Russia diarahkan.
Dan Putin sudah mengultimatum bahwa siapapun yang mencampuri urusan rumahtangganya di Eropa timur seperti Ukraina ini akan menerima konsekuensi super berat.