Lihat ke Halaman Asli

Parlin Pakpahan

TERVERIFIKASI

Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Ancaman Omicron dan Revisi Agenda Natru 2021-2022

Diperbarui: 4 Desember 2021   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Corona Virus : Foto : Dr. Klaus Trumm; flickr.com

Ancaman Omicron dan Revisi Agenda Natru 2021-2022

Varian baru Omicron dalam dunia per-Covid-an sekurangnya adalah ancaman sekaligus rem terbaru bagi kita untuk meninjau ulang agenda kita dalam songsong Natru (Natal-Tahun Baru) 2021-2022.

Sebagaimana diketahui sudah sejak beberapa waktu lalu Presiden Jkw menegaskan bahwa akhir tahun 2021 ini kekebalan nasional kita akan finish terbangun ketika vaksinasi nasional yang tengah dikebut sampai sekarang berhasil mencapai target 70-75% populasi negeri ini.

Kita yakin dengan itu, berpijak pada bukti pemerintah berhasil melandaikan amukan Delta beberapa waktu lalu. Namun memasuki penghujung 2021 ini, kita justeru tak boleh cepat jumawa. Masih ada 2 ancaman dalam sosok lain yang memaksa kita untuk merevisi pandangan kita ke depan.

Pertama fenomena La Nina yi fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi. La Nina menjadi salah satu faktor yang menyebabkan musim hujan di Indonesia terjadi, selain angin muson. La Nina dari bahasa Spanyol yang berarti gadis kecil. 

Fenomena ini merupakan kebalikan dari fenomena El Nino yang menyebabkan panas di Indonesia. Mengutip BMKG, terjadinya fenomena ini, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan hingga di bawah suhu normal. Pendinginan ini berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah. 

Selain itu, angin pasat berembus lebih kuat dari biasanya di sepanjang Samudera Pasifik dari Amerika Selatan ke Indonesia. Hal ini menyebabkan massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat. Karena massa air hangat berpindah tempat, maka air yang lebih dingin di bawah laut Pasifik akan naik ke permukaan untuk mengganti massa air hangat yang berpindah tadi. 

Hal ini disebut "upwelling" dan membuat SML turun. Kondisi ini akan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, serta membuat musim hujan terjadi lebih lama. Upwelling adalah fenomena oseanografi yang melibatkan gerakan angin dari air yang padat, lebih dingin, dan biasanya kaya nutrisi dari air dalam menuju permukaan laut, menggantikan air permukaan yang lebih hangat dan biasanya kekurangan nutrisi.

Kedua, munculnya varian Omicron yang adalah bagian dari pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir sampai sekarang. Beberapa waktu sebelum varian ini muncul, dunia telah cukup kelabakan menghadapi varian Delta yang sangat mematikan itu dengan contoh nyata yang terserang yi India, AS, bahkan Indonesia.

Tetap Waspada

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline