Lihat ke Halaman Asli

Peristiwa yang Menjadi Tonggak Sejarah (8): Shih Huang Ti Menyatukan Tiongkok

Diperbarui: 9 Agustus 2023   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tembok Besar Tiongkok/heike2hx (pixabay.com)

Shih Huang Ti adalah salah satu kaisar paling dikenal dalam sejarah Tiongkok. Bahkan dalam ulasan sejarah dunia, kaisar Tiongkok ini lebih sering dibicarakan ketimbang kaisar Tiongkok yang lain.

Tindakan-tindakan kaisar ini sangat berpengaruh dalam sejarah Tiongkok, karena dinasti yang didirikan olehnya menjadi contoh bagi dinasti-dinsti berikutnya di negeri itu. 

Setelah Konfusius, Shih Huang Ti dapat dipertimbangkan menjadi orang yang paling berpengaruh dalam peradaban Tiongkok. Ironisnya, Shih Huang Ti memusuhi ajaran Konfusianisme dan para pengikutnya.

 

Munculnya Shih Huang Ti

Sebelum Shih Huang Ti muncul sebagai penguasa tunggal atas tanah Tiongkok, terjadilah masa di mana negeri itu masih berada dalam keadaan berperang. Setelah runtuhnya dinasti Zhou di Utara Tiongkok, wilayah kerajaan itu terpecah dalam 7 kerajaan kecil yang saling memerangi satu sama lain: Qi, Yan, Zhao, Han, Wei, Chu, dan Qin. 

Saat itu, Shih Huang Ti adalah pengeran yang bernama Ying Zheng dari negeri Qin, yang wilayahnya berada di pinggiran Barat kumpulan negara-negara yang berperang ini.

Negara Qin tidak memiliki keunggulan dalam kebudayaan dan secara geografis cukup terisolir dan kurang strategis. Keadaan seperti itu membuat orang keheranan mengapa negara yang kecil dan tak berpengaruh seperti Qin dapat menyeruak maju dan menonjol sebagai penguasa?

Jawabannya utamanya terletak pada Ideologi yang diterapkan Qin.  Mereka menerapkan legalisme dan berfokus pada penekanan akan ketaatan pada hukum dan pengembangan kekuatan militer. Legalisme bersifat praktis dan pragmatis serta tidak menaruh perhatian kepada hal-hal metafisik seperti kebenaran, kebajikan, dan kesopanan yang cenderung lebih diperhatikan kerajaan lain.

Satu-satunya kebajikan yang diakui adalah ketaatan pada hukum penguasa serta pemusatan kekuasaan negara, yang sering menghalalkan cara-cara yang otoriter dan kejam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline