Lihat ke Halaman Asli

Atheisme dan Sikap Umat Beragama

Diperbarui: 27 Januari 2023   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                                          (pixabay.com)

Di Indonesia, seseorang tidak kesulitan menemukan monumen keagamaan dan gedung- ibadah yang megah. Berbagai kota dengan bangga menunjukkan monumen keagaman tersebut sebagai ikon; Manado misalnya menunjukkan monumen Yesus memberkati sebagai ikon kota; atau Aceh menampilkan Masjid Baiturahmannya yang indah.

Indonesia dapat dikatakan sebagai negara religius. Di sini, agama merupakan hal penting dalam menuntun perilaku hidup. Bahkan, Ideologi negara “mewajibkan” warganya untuk beragama atau setidak-tidaknya percaya akan eksistensi Tuhan. Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” diletakkan sebagai sila pertama karena “Ketuhanan” merupakan nilai paling mendasar bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan nilai-nilai lainnya seperti kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan sosial.

Memang bangsa Indonesia masih terus berjuang untuk melawan tindakan kriminal, politik kotor dan berbagai penyakit sosial lainnya. Namun semua kenyataan itu tidak menyingkirkan kenyataan bahwa Indonesia berpegang teguh pada kepercayaan akan Tuhan.

Kenyataan ini tidak selalu terjadi di berbagai belahan dunia. Terbalik dengan Indonesia, di beberapa negara tertentu ada fenomena yang meresahkan kaum beragama yakni perkembangan jumlah orang yang menyatakan diri sebagai Atheis. Tentu Atheisme akan dianggap aneh dan bahkan berbahaya oleh warga Indonesia yang dikenal religius, namun di berbagai belahan dunia kini, Atheisme makin mengokohkan eksistensinya. Kita patut bertanya, apakah Atheisme akan turut mengancam Indonesia?

 

Tren atheisme

Selama tiga dekade terakhir ini di Eropa, Amerika Utara dan Asia Timur, Atheisme sedang meningkat pesat. Hal ini bahkan telah terjadi juga di negara-negara Timur-Tengah seperti Mesir, Turki dan Iran. Menurut sebuah survei yang diadakan pada tahun 2014-2016 (seperti yang dikutip dari https://internasional.kompas.com/read/2018/03/22), didapati bahwa kebanyakan generasi muda (16-25 tahun) di Eropa bersikap apatis terhadap agama apa pun dan bahkan mengakui diri sebagai atheis. Angka anak muda yang mengaku tidak beragama paling tinggi terdapat di Republik Ceko yang mencapai 91%, diikuti oleh negara-negara Eropa lain: Estonia, Swedia dan Belanda yang masing-masing 70-80% anak mudanya mengaku tidak beragama.

 Di Asia Timur, angkanya lebih mengejutkan. Bahkan negara penyumbang Atheisme terbesar justru berasal dari Asia yakni Cina yang menyumbang sekitar 60% penduduknya, Korea Utara dan Korea Selatan serta Jepang masing-masing menyumbang sekitar lebih dari 50% dari penduduknya.  Padahal, negara-negara itu dulunya adalah basis bagi pemikiran adat ketimuran yang sangat menjunjung tinggi spiritualitas dan kepercayaan akan keabadian jiwa.

Dengan kondisi seperti ini, jumlah orang yang mengaku Atheis kini diperkirakan sebanyak 1,5 Miliar orang, berada dibelakang jumlah penganut Kristen dan Islam. Pew Research Centre bahkan memproyeksikan bahwa atheisme akan terus berkembang, bukan saja di negara-negara liberal tetapi juga di negara-negara konservatif seperti Timur Tengah dan Asia Selatan

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline