Lihat ke Halaman Asli

M. Paris Muslim

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengenal Dua Tokoh Tasawuf Kontemporer Indonesia: Dari Buya Hamka ke Kiai Maimoen Zubair

Diperbarui: 4 Desember 2023   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wikimedia Commons

Di masa sekarang, sekalipun manusia dianggap telah mencapai tingkat peradaban tertingginya, kehadiran tasawuf tidak akan tergantikan bagi kehidupan keagamaan orang-orang Indonesia. Ajaran tasawuf masih banyak didalami dan dipraktikkan. Seiring berjalannya waktu, tasawuf pun ikut mengalami semacam perubahan dan penyesuaian dengan perkembangan zaman.

Banyak tokoh-tokoh keagamaan/sufi baru yang coba mengenalkan nilai tasawufnya masing-masing. Mereka memainkan peran penting dalam gerakan-gerakan keagamaan di Indonesia kontemporer, seperti gerakan Islam modern, Islam moderat, ataupun Islam politik.

Dua di antara tokoh tasawuf kontemporer dari Indonesia yang terkenal adalah Kiai Maimoen Zubair dan Buya Hamka.

Kiai Maimoen Zubair

KH Maimoen Zubair, seorang ulama besar kelahiran Indonesia, telah mencapai pengakuan tidak hanya di negeri asalnya tetapi juga di dunia internasional. Meskipun tidak menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi, kebijaksanaan dan pergaulannya yang luas membawa pemikirannya menjadi rujukan bagi umat Islam di seluruh dunia.

Sebagai produk asli pesantren, perjalanan pendidikan KH Maimoen Zubair dimulai dengan didikan keras dan disiplin oleh ayahnya, KH Zubair Dahlan, seorang ulama ternama. Dengan bimbingan langsung dari KH Abdul Karim di Pondok Lirboyo Kediri, beliau kemudian melanjutkan perjalanan ilmunya di Timur Tengah, terutama di Haramain, untuk belajar dari ulama-ulama besar seperti Syaikh Yasin bin Isa Al Fadani.

KH Maimoen Zubair memiliki beberapa kelebihan yang mencirikan kepakarannya. Pertama, sebagai lulusan PP Lirboyo, beliau ahli dalam bidang nahwu-sharaf. Kedua, beliau adalah seorang ulama ahli tafsir yang pengajiannya sering dihadiri oleh santri dan kiai dari seluruh Indonesia. Ketiga, keahliannya dalam menguasai sejarah Islam membuatnya mampu menjelaskan secara detail dalam pengajian kitab tafsir.

Selain itu, beliau juga dikenal sebagai mushannif yang karyanya bernas dan ilmiah, seperti "Al-Ulama Wal Mujaddidun" dan "Jauharatut Tauhid". KH Maimoen Zubair juga berhasil melahirkan ulama-ulama besar seperti KH Abdul Wahid Bandungsari dan KH Zuhrul Anam.

Sebagai tokoh Nahdlatul Ulama, beliau pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PWNU Jateng dan hingga akhir hayatnya, menjadi Mustasyar PBNU. Sebagai seorang negarawan, KH Maimoen Zubair memperjuangkan Islam moderat dan berhasil menyatukan nilai-nilai keislaman dengan kebangsaan.

Dibalik prestasinya, beliau tetap sosok ulama yang teduh, santun, dan berakhlak mulia. Keikhlasan dan keteladanan beliau tercermin dalam cara beliau memuliakan tamu, menghindari syubhat, dan hidup dari rezeki yang halal. KH Maimoen Zubair adalah Sufi yang memberikan teladan dalam mendidik keluarganya serta berjuang dengan ikhlas di tengah umat dan bangsa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline