Aku mulai terbangun menatap langit langit kamarku, menghela napas dan menghembuskannya perlahan, Aku merasa letih padahal mata ku baru terbuka dari tidur yang panjang. Bagaimana melihat cahaya mentari yang terik Aku telah melupakannya, merasakan tiupan angin pagi yang sejuk Aku juga telah melupakannya seolah kenikmatan dalam diriku telah meninggalkan Ku. Tak pernah terbayangkan rasa sakit itu telah membuatku melewati banyak hal dengan rasa hampa , seolah Aku menyaksikan kematian sendiri, dan sekarang keadaan memaksaku untuk mengubur diri.
Salah siapa...? Aku ingin bertanya.!
Bagaimana cairkan kaki yang telah membeku,! Bisikkan padaku dimana sinar mentari yang menyengat Aku ingin beranjak kesana. Agar Aku mulai tersadar kembali bahwa semuanya masih sama, Dunia masih sama, langit masih ada di atasku, dan Aku masih memiliki diriku sendiri.
Airmata masih terus menetes, kebohongan itu masih memenuhi kepala Ku. Dan rasa kecewa melumpuhkanku tanpa ampun,! Kemarin masih terasa nyata hingga membuat Ku semakin sulit menerima waktu ini dengan mudah. Candaan dan tawa yang telah kita ciptakan bersama bagaimana cara menghapusnya begitu mudah, Dia pria yang Aku sukai sejak dulu yang tak ingin Ku sebut lagi namanya dan Aku wanita yang telah lama Dia kencani, kita telah melewati banyak hal bersama dan merancang masadepan yang indah cukup sering. Mengapa berlalu seperti kilat di tengah langit yang membiru, hingga mengubah pepohonan yang hijau menjadi mengering dalam waktu semalam.
Dedaunan yang hijau itu mulai berguguran tanpa layu,!
Dan semua itu karna Dia, BAJINGAN...!!! Aku ingin mengumpat sekali saja, walau Aku tau itu tidak akan membuatku menjadi lebih baik, Namun Aku tetap ingin mengucapkannya. Seharusnya kau tau sakit apa yang paling menyakitkan agar bisa berhati hati dalam mengambil langkah, iya... itu adalah penghianatan. Jangan bertanya kenapa? Karena penghianatan di lakukan oleh orang orang yang terpercaya, Dia mungkin tak akan bisa mengerti sampai kapanpun kepercayaan yang Ku berikan padanya melebihi kepercayaan Ku pada diri sendiri, itulah mengapa selama ini Aku menggali kuburanku sendiri karena Aku semakin memperdalam perasaan itu. Aku tak pernah ragu apapun tentangnya baik yang Dia katakan ataupun ucapkan selama ini....
Cukup sudah...! Dan Baiklah,...!!!
Akan Ku terima meski rasanya terjun dari langit ketujuh. Karena sesakit apapun ini, tetap saja tidak akan membuatku benar benar mati, Aku tau itu dengan pasti. Wahai Dia mantan pria bajingan yang telah menghianatiku lihat saja besok ketika waktu menyempatkan kita berpapasan sebentar saja di lain waktu, akan Aku buat kamu mengenang pertemuan sedetik kita seolah setahun. Dimana kamu tidak akan melupakannya meski ingin, hingga terjerumus dalam penyesalan dan rasa bersalah seumur hidup, begitulah cara Aku memaafkanmu atas segala kesalahanmu. Setahun yang Aku lalui dengan penuh aliran airmata kamu harus membayarnya.
Seelah empat tahun menghabiskan waktu dengan Dia, membahas hal sepele sampai yang serius, sikap yang benar ataupun salah, melakukan hal yang kecil sampai yang besar, melalui hal yang menyedihkan sampai hal hal yang memilukan tentu saja membuat Aku terkejut tiba tiba harus kehilangan dirinya namun tetap saja Aku tidak bisa menyesal telah mengenalnya,! Karena bagaimanapun, mengenalnya membuatku bahagia di waktu itu kemarin sehingga akan tetap menjadi kenangan yang indah sampai kapanpun dalam cerita hidupku.
Aku lelah terus terusan merasa hawatir, itu sebabnya Aku selalu meyakinkan diri kalau ALLAH akan selalu melindunginya dimanapun kekasihku berada. Lelah menyiksa diri dengan rasa cemburu atau rasa tak percaya setelah sekian lama bersama, karena itu Aku yakinkan diri Dia mencintaiku dan milikku. perasaannya padaku murni, walau kadang Aku sadar rasa cinta itu sampai membebni kita karena kerumitannya, dan di sanalah semua masalah di mulai pada saat dimana Dia ingin berhenti sejenak menyukaiku Dia mendekati wanita lain, Aku tau namun tidak mempermasalahkannya karena aku telah yakin hatinya benar milikku.
Dan ketika dimana Dia tiba tiba bersikap aneh, terlihat ragu namun terus berada di sisiku, terlihat lelah namun memaksa bersamaku,. Memelukku lalu mendorongku menjauh, terlihat bahagia dan kemudian sedih, Aku lebih tau dari siapapun bagaimana kesibukannya. mungkin karena lelah menjalankan bisnisnya Ia sedikit mengalami stress, Aku menunggu dengan sabar bertanya di waktu yang Ku rasa tepat, agar Dia tidak semakin kesulitan. Dan benar saja 2 pekan berlalu Dia seolah kembali dari tempat yang jauh dalam waktu yang lama kembali dengan sikap yang lebih manis seolah kami baru saling mengenal, yang baru mulai saling merayu.