Lihat ke Halaman Asli

Blitzkrieg: Taktik Cerdik Jerman Menginvasi

Diperbarui: 17 Desember 2021   03:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menurut Siti Fauziyah dan Eva Syarifah Wardah dalam bukunya yang berjudul Sejarah Dunia II (dari perang salib sampai arab spring) (2020) mengatakan bahwa perang dunia II ini merupakan perang kelanjutan dari perang dunia I, Jarak dari kedua perang tersebut hanya berselang 15 tahun dari perang dunia I maka tercetuslah perang dunia II selama kurun waktu enam tahun yang bisa dikatakan lebih lama dari perang dunia I. Enam tahun menjadi saksi dampak kekacauan politik dan ekonomi Jerman yang memantik tercetusnya Perang Dunia II, perang ini bisa dikatakan perang balas dendam Jerman atas kekalahannya pada Perang Dunia I, Perang Dunia II ini memberikan dampak besar bagi dunia. Perang dunia II yang terjadi dari tahun 1939-1945 membawa perubahan dunia sangat signifikan dari mulai ekonomi dan politik yang terjadi, perang ini bukanlah sekadar perang yang mempermasalahkan mengenai wilayah koloni melainkan perang yang memfokuskan pada permasalahan ideology sehingga mampu dikatakan ideology pada masa ini diperalat, ideology yang menjadi titik fokus pada perang dunia II ini yaitu ideology fasisme dan komunisme, namun pada masa perang dunia II nazisme pun dianggap sebagai ideology. Perang Dunia II sangat besar dan lama jika dibandingkan dengan Perang Dunia I, dimana Perang Dunia I hanya berlangsung sekitar empat tahunan saja dengan fokus peperangannya memperebutkan wilayah koloni. Dengan begitu lamanya masa Perang Dunia II mencapai 55 Juta orang yang di hadapkan dengan kematian termasuk orang-orang sipil dan militer serta kerugian material yang besar sekali karena pada Perang Dunia II teknologi perang sudah mulai canggih dan maju.
Pihak-pihak yang berperang dalam Perang Dunia II yaitu kekuatan (blok) poros yang terdiri dari negara Jerman, Italia dan Jepang sedangkan lawannya yang berada pada kekuatan (blok) sekutu terdiri dari negara Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Uni soviet dan Cina yang dominan dengan negara adidaya, hal ini menjadi tantangan dan ancaman besar bagi Jerman, namun lagi-lagi pada Perang Dunia II pun jerman mengalami kekalahan dari kekuatan (blok) sekutu, dimana kekuatan (blok) sekutu melakukan penaklukan bagi dunia besar yang berada di kekuatan (blok) poros yaitu Jerman dan Jepang sehingga pada tanggal 29 april 1945 Jerman menyerah pada sekutu atas penaklukan-penaklukan yang dilakukan oleh sekutu kepada Jerman selanjutnya disusul oleh Jepang pada tanggal 15 agustus 1945 yang di porak-porandakan oleh sekutu yaitu Amerika serikat dengan mengebom kota Hirosima dan Nagasaki, maka dari itu dua kekuatan besar yang menjadi penopang kekuatan (blok) poros mengalami kekalahan kembali di Peran Dunia II. Pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II Jerman mengalami kekalahan, namun dengan begitu Jerman tidak berhenti mengeluarkan strategi perang dengan segala terobosan baru dan ide cemerlang dalam melakukan ikhtiar memenangi peperangan, bahkan pencapaian strategi perang Jerman pun patut untuk diacungi jempol dilarsir dari Ensiklopedia Holocoust pada artikelnya dengan judul Perang Dunia II di Eropa mengatakan bahwa selama Perang Dunia II Jerman mampu menginvasi 11 negara dalam waktu yang cukup singkat, menurut saya hal ini menjadi salah satu capaian keberhasilan Jerman dalam menerapkan strategi perang yang super kilat, begitu istimewanya strategi yang dipakai oleh Jerman sehingga dalam kurun waktu 1 bulan setengah Jerman mampu menginvasi negara-negara yang berada di wilayah dataran rendah Eropa Barat yaitu Belanda, Belgia dan Perancis. Namun sayangnya Belanda menyerah pada 14 mei 1940, dilarsir dari Siti Fauziyah dan Eva Syarifah Wardah dalam bukunya yang berjudul Sejarah Dunia II (dari perang salib sampai arab spring) disusul oleh Belgia pada 28 Mei, keputusan raja Leopold dari Belgia yang mengatakan menyerah pada sekutu serta disusul pula oleh Perancis pada 25 Juni 1940 yang menyatakan menyerah. Pada waktu yang singkat itu Jerman mampu melululantakan kekuatan gabungan dari 3 negara, hal tersebut menjadi sebuah pencapaian yang sangat baik sekali bagi Jerman, strategi tersebut di sebut dengan strategi kilat blitzkrieg. Taktik cerdik blitzkrieg dalam buku yang berjudul das PANJER Strategi Dan Taktik Lapis Baja Jerman 1935-1945 mengatakan dalam Bahasa Jerman "Blitz" berarti kilat sedangkan "Krieg" berarti perang.  dilarsir dari tirto.id pada artikel Tony Firman dengan judul Serangan Jerman Ke Polandia Sulut Perang Dunia II (2017) menurutnya sebelum Jerman melululantakan 3 gabungann kekuatan dari negara Eropa Barat yaitu menginvasi terlebih dahulu Polandia pada 1 september 1939 dengan masuknya 1,5 juta angkatan darat Jerman tahun 1939.
Menurut R. F. Srivanto dalam bukunya yang berjudul das PANJER Strategi Dan Taktik Lapis Baja Jerman 1935-1945 konsep blitzkrieg ini merupakan konsep perang dengan kekuatan pergerakan yang cepat dan penuh kejutan, hal ini tercipta karena adanya doktrin militer di tingkat operasional, doktrin ini terdiri dari infantry, artileri, tank dan dukungan udara. Pada konsepannya  ini Jerman melakukan taktik manuver dalam melumpuhkan lawannya, strategi ini bisa dikatakan strategi terobosan baru sehingga dalam penerapannya masih membutuhkan pengembangan seperti faktor pendukung diantaranya artileri bergerak, infantry mekanis dan satuan zeni yang menjadi pendukung laju tank. Tahapan yang dilakukan pada perang ini dimulai dari penentuan titik sasaran (schwerpunk) yang telah di temukan, maka pesawat-pesawat yang ditugaskan untuk membom seperti  stuka 87 dan artileri langsung bergerak dan mengebom titik sasaran tersebut, pergerakan ini berlangsung dengan cepat. Dilarsir dari artikel Randy Wirayudha 15 April 2020 dengan judul Riwayat blitzkrieg Jerman mampu melulantakan kekuatan gabungan tiga negara, karena strategi blitzkrieg adalah strategi perang terbaik sampai dengan detik ini untuk mengalahkan pertahanan musuh, hanya saja butuh peralatan perang dan teknologi yang harus mempuni untuk bekerja maksimal dan juga air support (dukungan udara) maka bisa dikatakan strategi blitzkrieg akan ada  jika di dukung oleh dukungan udara maka tidak heran strategi ini dikatakan " no air support, no blitzkrieg" tutur pemerhati militer Jerman-Nazi Alif Rafik Khan kepada historia. Menjelang serangan kilat yang akan dilakukan oleh Jerman tentunya Jerman melakukan persiapan-persiapan dan pembekalan terlebih dahulu mulai dari menyiapkan pasukan kemudian amunisi untuk pasukan seperti pemilihan jenis-jenis makanan dan hal lain yang menyangkut dengan persiapan peperangan Menurut Bagas Prihandono dalam skripsinya yang berjudul sejarah serangan kilat tentara Jerman ke Polandia Tahun 1939 menyebutkan bahwa pada saat itu pasukan militer angkatan darat Jerman yang ada  dilapangan mendapatkan jatah makan sebanyak 3 kali dengan rincian makanan 350 gram daging (daging sapi dan daging babi), 150 sampai 250 gram roti gandum selain itu amunisi yang dipersiapkan sebetulnya sudah jauh-jauh sebelum tahun 1939 pun seperti senapan dan peluru itu sudah ada sehingga pada tahun 1939 tercatat industri militer Jerman sudah memproduksi sebanyak 865.000 ton amunisi terdiri dari senapan dan peluru, amunisi ini dicanangkan untuk bertahan sekitar 2 sampai 3 bulan kuota penyerangan, setelah 3 bulan pasokan amunisi itupun akan di suplai kembali untuk menunjang penyerangan. Selain itu hal yang sangat penting bagi keberlangsungan perang kilat strategi dari Jerman ini yaitu bahan bakar karena satuan panzer memerlukan pasokan itu dan juga suku cadangan karena beberapa bagian panzer mengalami kerusakan atas penyerangan lawan, hal itu menjadi penunjang penting bagi panzer karena keberhasilan panzer bisa dikatakan dari persiapan dan perlengkapan panzer yang terpenuhi. Persiapan tidak hanya dilakukan pada angkatan darat saja melainkan angkatan udara dan laut pun sama-sama di persiapkan hal yang disiapkan pada angkatan udara yaitu memerlukann avtur sebagai bahan bakar pesawat pencegat dan diberi perbekalan peluru beserta senapan. Persipan lain pun dilakukan oleh militer angkatan laut Jerman, dimana mereka menyiapkan pasokan senapaan dan peluru sebanyak 150-200 butir peluru untuk dapat menunjang operasional kapal sehingga dalam jangka waktu 2 bulan segala perlengkapan kapal bisa mencukupi dari persiapan  matang itu pun para kru kapal tidak harus bimbang kehabisan amunisi.
Jadi bisa bisa di tarik kesimpulannya bahwa dengan adanya perang dunia II menurut Sonya M. Kawer dalam jurnalnya yang berjudul Dampak Perang Dunia II Terhadap Budaya Masyarakat Biak Timur mengatakan bahwa Perang Dunia II membawa dampak pada ketidak stabilan politik dan ekonomi pada beberapa waktu tertentu dan juga adanya paham-paham yang berkembang seperti Fasisme, dimana fasisme ini merupakan suatu paham nasionalisme yang mengharuskan setiap warganya untuk ikut serta dalam membela negaranya, selain fasisme ada pula paham komunisme dimana paham ini lebih ingin menyatukan negaranya dengan paksaan dengan cara otoriter dan radikal, lalu ada pula paham Nazisme dimana paham ini sebuah paham sosialis dan nassionalis yang berkiblat pada pihak Nazi- Jerman. Pada perang dunia  strategi blitzkrieg sedikit banyaknya menjadi strategi andalan yang dimiliki oleh Jerman sehingga tidak heran bahwa  blitzkrieg dianggap strategi yang baik sekali pada masanya untuk melakukan invansi terhadap lawan, karena memiliki taktik yang sangat bagus Menurut Irfan bayu anggara dalam skripsinya yang berjudul Invasi Jerman ke Uni Soviet Tahun 1941-1945 mengatakan bahwa memang betul strategi perang blitzkrieg suatu strategi perang yang sangat ampuh, sehingga dengan strategi ini mampu membawa Jerman pada kesuksesan Jerman pada awal perang dunia, menurutnya perang ini sebuah perang yang modern dengan acuan perang di dasarkan pada pencepatan dan pendadakan, sehingga dengan taktik cerdik yang super kilat ini mampu dan berhasil menaklukan lawan-lawan Jerman di Perang Dunia. Namun sayangnya dengan taktik cerdik dari blitzkrieg belum mampu sepenuhnya mengantarkan Jerman pada kemenangan.

Referensi :
Anggara , I. B. (2017). INVASI JERMAN KE UNI SOVIET TAHUN 1941-1945. Skripsi, 1.
Encyclopedia. (n.d.). Perang Dunia II Di Eropa . Retrieved from ENSIKLOPEDIA HOLOCAUST : https://encyclopedia.ushmm.org/content/id/article/world-war-ii-in-europe  
Fauziyah , S., & Wardah , E. S. (2020). SEJARAH DUNIA II (Dari Perang Salib sampai Arab Spring). Serang : Media Madani .
Firman, T. (2017, Oktober 08). Serangan Jerman Ke Polandia Sulut Perang Dunia II . Retrieved from Tirto.id: https://tirto.id/serangan-jerman-ke-polandia-sulut-perang-dunia-ii-cx1
Kawer, S. M. (2016). Dampak Perang Dunia II Terhadap Budaya Masyarakat Biak Timur . Jurnal Arkeologi Papua Vol. 11 No. 2 , 81-90.
Prihandono , B. (Sejarah Serangan Kilat Tentara Jerman Ke Polandia Tahun 1939). Blitzkrieg. Skripsi, 101-103 .
Srivannto , F. R. (2008). des PANJER Strategi dan Taktik Lapis Baja Jerman 1935-1945 . Yogyakarta : NARASI .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline