Lihat ke Halaman Asli

Parhorasan Situmorang

Petualang waktu yang selalu memberi waktunya untuk menginspirasi generasi muda.

Luhut Binsar Panjaitan, KOMPAS, dan Gus Dur

Diperbarui: 19 Agustus 2016   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Harian Kompas memang berpengaruh! Dulu pernah ada kolom Asal Usul. Kolom ini selalu mengingatkan saya kepada sosok Luhut Binsar Panjaitan yang dilantik oleh Presiden Republik Indonesia Gus Dur menjadi Menteri  Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia masa bakti 24 Agustus 2000 - 22 Juli 2001.

Kolom Asal Usul merupakan kolom yang paling saya gemari. Hadir setiap hari Minggu. Sayang sekali rubrik hebat dan bagus ini sekarang sudah tidak ada. Diisi nama-nama tenar terkemuka seperti,  Mahbub Djunaidi, Mohamad Sobary, Ariel Haryanto, dan Wimar Witoelar dan selalu saya tunggu. Bahasanya yang mengalir, enak, dan “berpengaruh”.

Tulisan yang dihadirkan semuanya “mencerahkan” mata hati dan melebarkan wawasan kita. Namun sebuah tulisan yang paling melekat dan berkesan bagi saya sampai saat ini adalah yang ditulis Wimar Witoelar. Saya sudah lupa judulnya apa. Menurut saya tulisan Wimar Witoelar berpengaruh nyata. Pengaruh yang membuat saya terpana, bahkan sampai hari ini dan selalu tidak lepas dari ingatan, yaitu Luhut Binsar Panjaitan diangkat oleh Gus Dur menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

Pak Luhut dilantik bulan Agustus tahun 2000. Beberapa bulan sebelumnya, jika tidak salah, sekitar bulan Juni 2000, Wimar Witoelar menulis di kolom Asal Usul. Disampaikan layaknya sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada Gus Dur Presiden Republik Indonesia ketika itu.

Saya tidak mengetahui apakah memiliki hubungan atau hanya sebuah kebetulan semata. Namun yang jelas saya masih selalu mengingat inti dari tulisan itu. Kalimatnya tidak persis seperti ini, namun pesan yang disampaikan Wimar Witoelar adalah: kepada siapa pun mereka yang berada di ring satu Gus Dur, khususnya kepada Mbak Yenny Wahid, atau siapapun yang membaca tulisan saya ini tolong disampaikan kepada Gus Dur, bahwa ada seorang anak bangsa bernama Luhut Binsar Panjaitan. 

Sekarang beliau menjadi duta besar di negara Singapura. Jabatan duta besar itu jelas sebuah jabatan terhormat dan berperan membangun kerjasama antar negara. Namun kapasitas Luhut Binsar Panjaitan sesungguhnya lebih dari seorang duta besar. Sekiranya Pak Luhut Binsar Panjaitan bisa diberi jabatan sekelas menteri untuk lebih mengoptimalkan kontribusi Pak Luhut bagi negara Indonesia.

Beberapa bulan setelah Asal Usul, di bulan Agustus tahun 2000 Luhut Binsar Panjaitan dilantik menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Sedangkan Wimar Witoelar sendiri ternyata menarik perhatian Gus Dur dan di bulan Oktober 2000 ditunjuk menjadi Juru Bicara Presiden.

Saya sudah mencari dokumen Asal Usul sekitar bulan Juni 2000 di mesin google belum ketemu. Sementara kliping koran KOMPAS milik kami sudah tidak terdeteksi di mana keberadaannya. Tentu senang sekali jika dokumen Asal Usul itu bisa diketemukan.

Inilah bukti bahwa suratkabar merupakan lokomotif yang berpengaruh besar terhadap perkembangan seseorang dan kemajuan peradaban. Bagaimanapun menjadi menteri merupakan titik berangkat bagi Pak Luhut Panjaitan mengorbit memasuki atmosfir nasional dan menjadi tokoh nasional. Suratkabar mengambil peran pada proses tersebut dan menginspirasi. 

Salam. Merdeka!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline