Lihat ke Halaman Asli

Lukman Darwis

masyarakat biasa yang suka informasi

Menikmati Pesona Goa Mampu

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengisi akhir pekan atau hari libur dengan berwisata menjadi salah satu cara untuk menghilangkan kepenatan dari rutinitas. Berkunjung ke tempat tertentu akan memberikan kepuasan, gairah dan motivasi hidup tersendiri. Bahkan kebutuhan akan berwisata bagi sebagian orang sangat penting sehingga tidak salah jika rela mengeluarkan uangnya dalam jumlah yang banyak walaupun hal ini bukanlah kebutuhan primer.

Nah berbicara tentang tempat wisata, di Kabupaten BoneSulawesi Selatan  terdapat tempat wisata alam yang sangat menarik yaitu Goa Mampu.  Goa ini merupakan objek wisata alam (gua) terluas di Sulawesi Selatan, dengan luas sekitar 2000 meter persegi. Pemberian nama Goa Mampu karena goa ini terletak di dusun Mampu Desa Cabbeng, Kecamatan Dua Boccoe, yang berjarak sekitar 34 kilometer dari Kota Watampone, ibukota Kabupaten Bone. Untuk sampai ke tempat ini dibutuhkan waktu sekitar 30 – 45 menit dari kota watampone dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua.

Keberadaan goa Mampu tidak hanya terjadi melalui pristiwa alam semata tetapi dibarengi cerita legenda yang diyakini kebenarannya oleh sebagian masyarakat setempat (masyarakat Bone) dan warga disekitar wilayah Kabupaten Bone. Munculnya legenda ini di dasari oleh adanya bongkahan batu yang mirip manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda lainnya. Rasa penasaran atas legenda goa Mampu membuat tempat ini, setiap hari tidak pernah sepi dari pengunjung. Kedatangan mereka di tempat ini didasari oleh motivasi yang berbeda-beda, ada yang datang minta berkah, melepaskan nazar setelah melaksanakan hjatan, studi dan sekedar berwisata, dll.

Legenda ini bercerita tentang sebuah kerajaan yang terletak di daerah ini yang dikenal dengan nama Kerajaan Mampu. Dalam perjalanan kerajaan ini suatu waktu mencapai kemakmurannya. Namun karena kemakmurannya membuat rakyat kerajaan Mampu lupa diri sehingga norma adat, aturan kerajaan mereka langgar sehingga terjadi malapetaka berupa kutukan dewa yang mengakibatkan penghuni kerajaan, binatang, tumbuhan dan benda lainnya berubah menjadi batu.

Wallahu A’lamtentang legenda itu, di sini saya hanya ingin memberikan gambaran kepada kompasianer tentang keunikan goa ini yang dihiasi dengan stalagmit dan stalagtit serta susunan batu yang mirip dengan sosok manusia dan binatang, yang semuanya dilatarbelakangi oleh legenda kehidupan manusia di masa Kerajaan Mampu.

Nah..sebelum masuk di goa ini kendaraan berupa mobil diparkir sekitar 150 meter dari goa selanjutnya kita bejalan kaki melalui jalan tanjakan sebagi warming up sebelum berkeliling menelusuri lorong-lorong goa yang kebanyakan berupa tanjakan. Saat sampai di mulut goa, akan ditawari pemandu yang ingin mengantar   dan juga ditawari  obor  yang berfungsi sebagai alat penerang di dalam goa. Pengunjung bisa bawa sendiri alat penerang berupa senter atau lampu cast.

Singgah bergaya, saat kami lagi jalan menuju ke lokasi goa.......

menelusuri lorong goa dengan membawa obor sebagai alat penerang... woow bikin seru

Bongkahan batu yang dinaiki ini, merupakan kapal yang ikut berubah menjadi batu pada saat terjadi kutukan.

Buaya yang ikut berubah menjadi batu

orang yang sedang melahirkan ikut berubah menjadi batu

Pada foto ini, berupa bongkahan batu yang mirip dengan manusia yang lagi menenun dan seekor anjing. Dilatarbelakangi oleh cerita Putri Raja Mampu sedang menenun di rumah panggungnya. Saat sedang menenun, alat penggulung benangnya jatuh ke tanah, karena putri raja ini lagi sendirian dirumah sehingga tidak ada yang membantunya. Hanya ada seekor anjing yang berada di bawah rumah. Maka sang Putri pun meminta tolong kepada anjing itu untuk mengambilkan gulungan benangnya. Mulanya sang anjing tidak bergerak di tempatnya, namun setelah berulang-ulang sang putri memohon dan berjanji bahwa barang siapa yang sudi mengambilkan alat tenunnya yang jatuh itu maka ia sudi menjadi istrinya. Setelah mendengarkan janji itu barulah sang anjing mendekati penggulung benang tersebut lalu mengambilnya dan memberikan kepada sang putri. Akan tetapi setelah penggulung benang itu diterima, sang putri lalu ingkar pada janjinya. Bahkan setelah para dayang pulang, Ia malah mendorong salah satu dayang agar mau menjadi suami sang anjing. Tetapi tidak ada dayang-dayang yang mau. Karena sang putri tetap ingkar pada janjinya dan tak ada tak ada yang mau menutupi janji tersebut , lalu turunlah kutukan dewata putri raja dan anjing berubah menjadi batu.

Stalagtit-stalagtit yang bergantungan di langit-langit goa menambah keindahan goa mampu.

Memanfaatkan percikan air untuk cuci muka supaya dapat berkah dari air goa mampu..katanya apa yang diniatkan bakal terkabulkan,...

Itulah sebagian lokasi-lokasi di goa mampu yang saya persembahkan dan masih banyak lokasi-lokasi indah yang lain sangat bagus dilihat, anda penasaran lokasinya? Silahkan datang..!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline