Lihat ke Halaman Asli

Meningkatkan Kecintaan Akan Budaya Nasional Indonesia dan Memperkenalkannya Pada Dunia Internasional Melalui Situs Jejaring Sosial

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pendahuluan

Tindakan pemerintah Malaysia mengklaim berbagai hasil budaya nasional Indonesia sangat meresahkan seluruh masyarakat bangsa ini. Gencarnya promosi pariwisata menjadikan seluruh potensi yang mereka miliki giat digali, termasuk budaya. Orang asli Indonesia yang telah lama menetap dan menjadi warga negara mereka menyumbang pula kebudayaan untuk menyemarakkan slogan Truly Asia. Namun tindakan mengklaim hasil budaya asli Indonesia ini menjadi bagian kekayaan asli mereka dan terdaftar di Badan HAKI internasional menurut pendapat sebagian besar masyarakat Indonesia adalah salah.

Situs Jejaring Sosial Sebagai Sarana Memperkenalkan Budaya

Saat ini telah banyak situs jejaring sosial yang sering diakses oleh pengguna  di seluruh dunia. Ada berbagai keistimewaan dari masing-masing situs jejaring sosial; berbagi foto, video, informasi pribadi, hingga pengetahuan. Pengguna biasa mengaksesnya untuk hiburan, belajar, mengekspresikan buah pikiran, bahkan berbisnis. Situs jejaring sosial membukakan informasi lebih luas kepada berbagai lapisan masyarakat daripada media cetak dan media televisi.

Sarana ini sangat efektif untuk memperkenalkan budaya. Pihak yang memperkenalkan tidak perlu mengeluarkan biaya yang tinggi dalam bentuk promosi, sementara pihak yang menerima informasi  tentang budaya ini mudah mengaksesnya melalui situs ini. Darimana orang Eropa tahu kalau kaum wanita dewasa suku tradisional Dayak di Kalimantan wajib memanjangkan daun telinga dengan anting yang berat kalau bukan salah satunya lewat situs jejaring sosial. Mereka yang melancong ke Indonesia dan mengabadikan hasil budaya Kalimantan ini lewat foto kemudian mengunggahnya di situs tersebut. Berbahagialah para budayawan dan seniman budaya karena saat ini mereka dapat lebih mudah dan efektif dalam memperkenalkan hasil penelitiannya di bidang ini.

Bahasa Internasional Dalam Menjangkau Dunia

Apabila yang mengenal budaya ini tidak hanya dari orang Indonesia, haruslah dipakai bahasa internasional  untuk informasi seputar objek yang diperkenalkan. Pihak yang memperkenalkan wajib menggunakan dwibahasa (Indonesia-Inggris) agar orang Indonesia dan asing sama-sama mengerti.

Organisasi Untuk Memperkenalkan Budaya

Apabila konten dari salah satu akun dalam situs jejaring sosial sangat bagus dan banyak, maka banyak pula orang yang akan mengakses akun tersebut. Begitu pula dalam memperkenalkan budaya, perlu ada satu organisasi yang menaungi seluruh hasil budaya yang akan diperkenalkan. Nantinya organisasi berperan dalam mengumpulkan dan menyunting informasi budaya sebelum mengunggahnya di akun situs.

Contoh sederhana organisasi ini adalah badan eksekutif mahasiswa (BEM) di universitas. Ada berbagai unit kegiatan mahasiswa di bidang seni dan budaya yang berada di bawah divisi seni dan olahraga BEM. Mahasiswa sangat kreatif dan idealis. Tanpa takut mengeluarkan biaya untuk meneliti, mendokumentasi, dan menyunting mahasiswa pasti dapat mewujudkan hal ini. Dengan demikian, perannya sebagai agent of change akan konkret.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline