Rasanya sangat bangga kalau ada teman sekampung yang mudah-mudahan tidak lama lagi akan mencapai pangkat jenderal. Yang punya bintang di pundaknya. Kalau bisa sih, sampai empat bintang. Tapi kalaupun hanya bisa tembus ke bintang satu saja, rasa kebanggaan itu tidak akan luntur.
Syukur-syukur, bisa tembus ke bintang dua. Makin bersyukur. Eh, tahu-tahunya bisa menembus bintang tiga. Semakin wow, tentu saja. Toh, sudah ada contohnya. Anak kampung yang terbukti mampu menembus perwira tinggi di TNI maupun Polri. Rasa bangga seperti itulah yang tampaknya sebentar lagi akan hinggap di kampung kami: Parsoburan, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba, Sumut.
Bagi daerah lain atau marga-marga lain di masyarakat Batak, mempunyai putera daerah yang seorang jenderal mungkin sudah bukan hal baru. Sebut saja Pahlawan Revolusi bermarga Batak yakni Mayjen (Anumerta) D.I Panjaitan, yang tahun 1965 saja telah menembus bintang satu (kemudian dianugerahi satu bintang lagi menjadi Mayjen). Atau Letjen Sintong Panjaitan yang mantan Danjen Kopassus, dan tentu saja Ompung LBP, yang kini menjadi "tangan kanan" Presiden Jokowi.
Adalah Letnan Kolonel (Letkol) Infanteri Anjuanda Pardosi yang mudah-mudahan mampu mencapai bintang di pundaknya. Sebagai anak Parsoburan, Anjuanda merupakan sosok yang sangat dibanggakan. Tak hanya menjadi miliknya pribadi, tetapi impian menjadi seorang jenderal juga menjadi milik masyarakat Parsoburan.
Apalagi, tanda-tanda menuju impian itu sudah mulai terlihat. Usai satu setengah tahun dipercaya sebagai Dandim 1705 Nabire, Papua, Letkol Anjuanda kini ditugaskan sebagai Pabandya 1 Anev Data Staf Latihan Mabesad. Dengan kata lain, Anjuanda ditempatkan di Jakarta, yang kantornya tak jauh dari Istana Negara. Paling hanya lima menit saja ditempuh berjalan kaki.
Syukur-syukur, pangkat Anjuanda tidak lama lagi akan dinaikkan menjadi Kolonel. Otomatis, pangkat baru itu akan membawanya ke jabatan baru. Akan sangat bangga kalau Anjuanda nantinya diberikan kepercayaan sebagai Danrem.
Misalnya jadi Danrem 023 Kawal Samudera yang bermarkas di Sibolga, Sumut. Wah, pasti mantap itu. Usai berpangkat Kolonel, maka saatnya menantikan "bintang jatuh di pundak". Menjadi seorang jenderal bintang satu alias Brigadir Jenderal.
Dari segi usia, kesempatan meraih bintang di pundak masih sangat terbuka bagi Anjuanda. Sebagai calon perwira tinggi, ia masih punya waktu sekitar 13 tahun dinas aktif lagi sebelum pensiun atau sekitar tahun 2035 mendatang. Dengan kata lain, peluang untuk menjadi jenderal masih sangat terbuka lebar. Syukur-syukur lagi, Anjuanda nantinya akan diberikan kepercayaan untuk menjabat Pangdam, semisal Pangdam Cenderawasih atau Pangdam Kasuari, atau Pangdam Bukit Barisan.
Begitulah sedikit harapan dan impian yang semoga saja dapat terwujud di tangan Anjuanda Pardosi. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami, khususnya marga Pardosi dari Parsoburan, ketika salah satu putera terbaiknya mampu menembus bintang di jajaran TNI. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H